i have long learned to write poems with my mouth, on thighs parted like unread pages of a book i could never finish. i have kissed countless necks, salt and strange, memorized sighs that evaporated before the morning. my nights are crowded with backs i have ridden like wild horses through the dark, hands roaming over skin like a s…
Read morekakiku menyusuri trotoar yang tak kukenal tapi rasa kecewa ini terasa akrab— seperti luka lama yang tahu persis kapan harus membuka diri dan berdenyut lagi. kulihat lagi fotomu, dengan senyum yang kauberikan pada dunia, bukan padaku. kau bilang butuh jeda, padahal kau sedang berlayar menuju pelukan yang tak menyisakan ruang untukku…
Read moreaku pernah disebut, mungkin sekali, mungkin saat kau butuh sesuatu untuk mengisi hampa yang sementara. lalu seperti noda kecil di tepi cermin yang tak penting untuk dibersihkan, aku dilupakan. malam ini dingin, bukan karena musim, tapi karena dunia tak lagi mengenalku sebagai seseorang yang patut ditunggu pulang. kau tahu rasanya me…
Read moreKau datang dalam sunyi yang tak berusaha membuat kesan. Tanpa gemuruh, tanpa lampu sorot— hanya satu kehadiran kecil yang entah bagaimana mengganggu tenangku yang pura-pura. Aku tak tahu kapan tepatnya, tapi perlahan, aku mulai mengenali sesuatu dalam caramu menatap: sebuah cermin retak yang memperlihatkan potongan diriku yang lama …
Read moreI Kamar ini masih menyimpan bunyi koper yang kaubuka perlahan; seperti membuka malam tanpa gugup kau duduk tenang di ujung ranjang, mengusap wajahmu dengan jemari yang tahu: di mana letak lelah, di mana letak aku. Aku menatap ranjang yang telah kaurebahkan tubuhmu seolah matras pun enggan merapikan lipatan bekas tubuhmu yang semalam…
Read moreI Kau datang dengan angin yang mengantarkan malam ke sela-sela jemariku yang belum siap menyentuh siapa pun. Gesturmu tenang, tapi seluruh semestaku seketika tak damai. Tak banyak kata, hanya sepasang mata yang saling menyimpan luka lama yang tak ingin dibahas. Lalu tubuhmu menyentuh tubuhku seperti puisi amatir yang tak perlu dirap…
Read moreAku tak pernah benar-benar percaya bahwa cinta dapat menyelinap masuk melalui celah waktu yang bahkan belum sempat kutafsir. Datang bukan dengan genderang, melainkan dalam langkah lirih— seolah semesta sekadar mengedipkan satu mata dan segalanya berubah. Kau hadir di sebuah ruangan yang asing bagiku, tapi tiba-tiba terasa seperti pe…
Read moreYou left quietly. No slammed doors, no final words sharp enough to wound— just silence, and the soft way your absence rearranged the air. I thought I would forget. That time would smooth over your name, that new places and unfamiliar streets would scrub away the instinct to look for you in passing crowds. But somehow, you still visi…
Read moreHi, this is my personal blog!
Get Connected with Me