[75] Cursed Bunny - Bora Chung (Book Review)

Aku sudah merasa penasaran dengan buku kumpulan cerpen ini sejak temanku, Teguh, bilang bagus banget. Saat itu aku sudah memastikan bakal beli buku ini. Namun, ujung-ujungnya aku lupa. Sampai akhirnya Penerbit Haru mengumumkan hendak menerbitkan dan menerjemahkan buku ini. Awalnya aku sempat merasa ragu karena penerbit tersebut nggak terlalu fasih dalam menerjemahkan bahasa Korea, beda halnya saat menerjemahkan bahasa Jepang. Namun kupikir, kenapa nggak? Kali aja buku ini adalah perkecualian. Dan, well, terjemahan buku ini nyaman banget buat dibaca!

Aku bakal bikin short review satu per satu cerpennya.

1. Si Kepala (3)
Baca cerpen ini langsung mengingatkanku akan atmosfer yang disuguhkan dalam komik yang dibikin Junji Ito. Horor dan absurd--dalam artian baik. Menceritakan tentang sebuah entitas berupa kepala yang terbuat dari feses dan apa pun yang dikeluarkan oleh seorang wanita. Entitas tersebut bisa bercakap-cakap dengan si wanita dan memanggil (serta mengganggu) kehidupan wanita itu dengan menyebutnya "ibu".

2. Menstruasi (2,5)
Menceritakan tentang mahasiswi yang sedang mengerjakan tesis tapi punya siklus haid yang berantakan. Sampai akhirnya ia menemui dokter untuk berkonsultasi. Berujung pada hasil darah yang ada di perut mahasiswi itu adalah berupa janin. Terdengar aneh, memang, tapi itu yang bikin betah baca. Kondisi tersebut membuatnya harus menemukan calon ayah untuk "anak"-nya tersebut. Entah kenapa setelah membaca cerita ini, kupikir sebuah kecacatan atau kekurangan diri adalah bagian dari "diri" kita.


3. Kelinci Terkutuk (3,5)
Mengambil cerpen ini sebagai judul berarti cerita ini spesial, kan? Tentang azimat terkutuk berupa lampu kelinci. Dipakai dengan sudut pandang yang mendengar cerita, cerpen ini bikin bergidik beberapa kali. Deskripsi dalam novel ini benar-benar bikin yang ada di benakmu kusut masai akan kelinci-kelinci yang "menggerogoti" sebuah perusahaan besar. Ceritanya bagus dan mengingatkanku akan komik "Serial Misteri" zaman dulu kala.

4. Jari-Jari yang Dingin (2)
Alangkah elok jika judulnya <i>Jemari yang Dingin</i>, haha. Duh, protes aja deh! Tentang seseorang yang tiba-tiba nggak bisa melihat apa pun, hanya bisa memercayai suara yang menuntunnya karena ia sendiri nggak ingat apa yang telah terjadi.

5. Perangkap (3,5)
Menceritakan tentang seorang laki-laki yang bisa kaya raya dengan modal yang nggak bakal pernah habis--lewat darah rubah yang bisa jadi emas. Namun, sampai ia berkeluarga dan punya anak, akhirnya malah dikutuk dengan apa yang telah ia perbuat. Bikin bergidik dan absurd, tapi menyenangkan untuk dibaca.

6. Selamat Tinggal, Cintaku (3)
Mengambil dunia futuristik yang mana manusia berdampingan dengan sebuah android. Rasa kesepian sangat lekat dengan cerpen ini. 

7. Bekas Luka (3,5)
Cerita paling panjang yang ada di buku ini. Tentang anak laki-laki yang dikurung di gua dan ditawan oleh Sesuatu, makhluk yang nggak pernah bisa ia lihat. Ketika keluar dari gua, ia bertemu dengan manusia lain tapi malah dijadikan budak dan dipelihara untuk menyabung dengan hewan buas sampai manusia. Ceritanya cukup panjang tapi enak diikuti. Selesai baca bikin berpikir, manusia memang mengerikan.

8. Rumahku Istanaku (2,5)
Tentang suami istri yang membeli sebuah gedung untuk ditinggali di sebuah kawasan yang isinya kebanyakan lansia. Dan gedung itu juga disewakan untuk jadi sumber penghasilan mereka. Yang kusuka bagian akhirnya, meski sudah bisa menebak-nebak.

9. Penguasa Angin dan Pasir (3)
Menceritakan tentang seorang raja yang dikutuk oleh seorang nahkoda sampai anaknya, yaitu pangeran, jadi buta. Sampai akhirnya ada wanita yang mencintai dan mau menikahi pangerannya. Vibe-nya kayak cerita 1001 Malam. Ceritanya miris dan bikin bertanya-tanya: apakah memang kepribadian manusia bisa sebunglon itu?

10. Reuni (1,5)
Tentang wanita yang bertemu dengan warga Polandia, yang akhirnya dekat lalu melakukan hal intim lewat seni mengikat. Absurd, tapi sebenarnya bisa dicerna. Hanya saja, sebagai penutup, rasanya cerpen ini bikin mendesah kecewa.

Sepuluh cerpen yang ada di buku ini genrenya beragam, tapi punya benang merah yang sama: rasa kesepian dan balas dendam. Favoritku? Hmm... nggak ada yang gimana banget sih, cuma entah kenapa paling nggak sreg sama yang terakhir meski sebenarnya disajikan dengan plot matang. Again and again, masalah selera aja.

Menurutku, ini kumcer yang ditulis dengan bagus banget, tapi memang bukan aku pangsanya. Sekian dan terima uang~

***

Azimat terkutuk tak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi. Seorang laki-laki membuat lampu terkutuk berbentuk kelinci, mengabaikan aturan tersebut demi membalaskan dendamnya....

Ada pula sesosok kepala yang muncul dari dalam kloset dan mengganggu kehidupan seorang perempuan. Sementara itu, perempuan lain ketahuan hamil karena tidak mematuhi aturan konsumsi pil kontrasepsi dan harus mencari ayah dalam kandungannya, karena jika tidak anak itu tidak akan tumbuh sempurna.

Sepuluh cerpen mengerikan ini membawa Bora Chung masuk dalam daftar pendek Booker Prize 2022.

Cursed Bunny, Bora Chung, 2017
Diterbitkan Penerbit Haru September 2022
Penerjemah: Deaz Putri
Penyunting: Francisca Ratna, Andry Setiawan
Penyelaras Aksara: Dyah Agustine
ISBN 9786235467023

Post a Comment

2 Comments

Tika said…
Buku Cursed Bunny ini tuh udah terkenal banget ya, banyak banget yang ngomongin tapi aku agak takut baca yang absurd2 gini. Baca buku short story nya Sayaka Murata yang Life Ceremony aja udah agak gimana gitu kok ini kayaknya juga jauh lebih absurd ya. Ini tipe cerpen yang panjang atau biasa aja ya?
Hi, aku Utha! said…
Cerpen-cerpennya memang absurd sih... dan ada yang cukup panjang juga. Wah, aku malah belum baca Life Ceremony. Jadi tertarik! :D