Time to Giveaway!

Halo!


Dalam rangka mau tambah tua, saya mengadakan giveaway secara cuma-cuma lho! Hadiah giveaway berupa dua paket novel untuk dua pemenang!








Paket novel 1:






































Cinta Akhir Pekan - Dadan Erlangga
Pojok Lavender - Primadonna Angela
Just Three of Us - Larasati Torres-Sanz






Paket novel 2:

























Persona - Fakhrisina Amalia
Circa - Sitta Karina
Early - Syafrina Siregar




Caranya? Gampang banget! Ikuti langkah-langkah di bawah ini:
  1. Ikuti blog Ulasan Novel Tsaki (www.ulasantsaki.blogspot.com) dan Ruang Fiksi Tsaki (www.tsakidaruchi.blogspot.com) lewat Google Friend Connect (GFC).
  2. Ikuti akun Twitter @TsakiDaruchi.
  3. Bagikan tautan giveaway ini dengan akun Twittermu dengan mention akun tersebut dan link giveaway ini.
  4. Jawab di kolom komentar postingan ini: "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"
  5. Giveaway ini berakhir pada 13 April 2016. 
  6. Pengumuman pemenang pada 14 April 2016.
  7. Pemenang tidak dapat menentukan paket mana yang akan diberikan.

Good luck!

Post a Comment

50 Comments

keep moving! said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Tentang hal apa sajakah yang belum/telah aku lakukan sampai detik itu. Terutama kesalah-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya, merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat. Di samping itu, merenungkan hal-hal positif yang telah berhasil aku lakukan. Dan merenungkan hal-hal yang akan aku lakukan kedepannya, tidak lupa belajar dari masa lalu.
Unknown said…
Q: Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?

A:
Saat bertambah usia atau ulang tahun, hal yang pertama kali muncul dibenak saya, "Wah saya sudah tambah tua"
Bagi sebagian orang, kata "tua" sangat menakutkan. Ada yang bilang kalo tua, muka semakin keriput, atau kehilangan pamor lah. Tapi ada juga yang suka dengan kata "tua" karena dia merasa dihormati dari orang-orang yang dibawahnya.

Saat bertambah usia, saya berpikir tentang diri saya. Sudah bertambah dewasa kah? Kira-kira cita-cita bisa terwujud gak? Terus gimana cara buat bahagiain orang tua?
Dan kadang pengen banget mutar balik waktu untuk memperbaiki kesalah kita di masa lampau. Tapi apa boleh buat? Kalo kita merubah kesedihan waktu yang dulu, mungkin rasa bahagia yang kita akan alami dimasa depan akan hilang.
Oleh karena itu, bertambahnya usia, kita harus mengoreksi masa lalu, tidak mengulangi kesalah untuk kedua kalinya, agar tidak hanya kita tapi orang disekitar kita ikut berbahagia.

Makasih GAnya^^
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Yang selalu menghampiri lamunanku setiap menjelang pertambahan usia hanya satu hal, sudahkah aku membahagiakan ibuku di tahun sebelumnya? Sudah cukup berterima kasihkah aku padanya?

Rasanya tak perlu kujelaskan berpanjang lebar betapa berjasanya beliau, melahirkan, merawat, membesarkan, mendidik, memanjakan, memarahi, mengasihi, melindungi, dan masih banyak lagi. Dengan raganya yang kian hari kian menua, uban yang mulai tumbuh dia sembunyikan dengan pewarna rambut dan semnyum semringah. Sudahkah aku membahagiakannya tahun ini? Dengan cara apa lagi harus kubahagiakan beliau tahun mendatang?

Yang selalu menghantuiku sejak masa SMA adalah, pemikiran tentang momen pertambahan usiaku bukanlah perayaan untukku, tetapi untuk ibu. Segenap jiwa raganya dipertaruhkan kala berjuang memberikanku kesempatan berebut napas di udara yang sama dengan milyaran manusia lain di dunia ini. Jadi, acap kali usiaku bertambah, aku tak suka merayakannya sebagai hari bahagiaku, tetapi hari mengenang jasa besar ibuku.
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"
Aku bukan orang yang senang bertambah tua. Setiap hari kelahiran tiba, aku selalu berpikir seberapa banyak waktu telah pergi. Menyulap aku yang dulu menjadi aku yang seperti ini sekarang. Terlalu banyak perubahan yang terjadi, entah itu dari segi baik maupun buruk. Dan fakta bahwa aku bukan anak kecil lagi kadang malah membuat aku tertekan. Ya, aku masih belum siap menjadi dewasa. Aku masih belum siap untuk memikul semua tanggung jawab yang biasa dilakukan orang-orang yang berusia 20 tahun ke atas. Aku masih kekanakan. Ketika memikirkan masa depan, terkadang aku begidik sendiri. Tidak pernah terbayang akan seperti apa lagi waktu mengubahku...
Tetapi kemudian aku sadar bahwa bertambah usia itu memang sudah putusan Tuhan, dan aku tidak punya pilihan lain selain tetap berjalan, berjuang, dan survive dengan caraku.
Fikriah said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Pertambahan usia? Aku lahir di akhir tahun, tepatnya pertengahan November. Kalau udah hari ulangtahun, langsung mikir "Perasaan kemarin baru masuk Januari, eh udah November aja." Maka terpikir kalau waktu memang berjalan cepat. Maka terpikir tentang orangtua, kalau aku bertambah usia, pastinya begitu pun dengan mereka.

Mama selalu bilang "Ki, umur itu ndak ada yang tahu, selagi Mama sama Bapak masih ada, selalu itu diingatkan berbuat baik, shalat, jauhi yang buruk, selalu yang terbaik kita lakukan buat kau sama adekmu, apa yang kalian minta, berusaha untuk kita kasih." Selalu, selalu seperti itu. Selalu kepikiran tentang seberapa besar pengorbanan mereka berdua, tidur tengah malam demi menyelesaikan kerjaan misalnya. Itulah sumber utama semangat untuk selalu belajar supaya jadi sukses, demi bisa membalas kerja keras mereka, demi bisa membuat bangga mereka, demi bisa membuat pengorbanan mereka tidak sia-sia selama ini. Karena sadar, umur memang nggak ada yang tahu, siapa yang tahu kalau sebelum semua itu kucapai, mereka sudah pergi?


Pertambahan usia? Juga tentang diriku yang selalu rasanya belum cukup baik. Masih cukup kekanak-kanakan, masih cukup manja, masih sangat membutuhkan orangtua, pulang pergi sekolah masih diantar oleh bapak, pokoknya masih banyak yang perlu dibenahi. Tentang bagaimana juga orang melihatku, apakah ada yang benci? Ada yang dendam? Ah pastinya ada. Maka rasanya harus menjaga sikap, berusaha nggak kekanak-kanakan, bersikap lebih dewasa lagi, menyelesaikan masalah dengan baik, selalu berusaha sabar, pokoknya jangan sampai ada masalah sama orang lain. Pokoknya supaya jadi lebih baik.

Jadi kalau ditanya soal "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?" maka jawabannya adalah "Orangtua, keluarga, dan diriku sendiri."
Kitty said…
1. DONE
2. DONE
3. DONE
Link share: https://twitter.com/WoMomFey/status/718924241165418496


4. "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"


>> karena setiap tahun pertambahan usia itu adalah sesuatu yang pasti dan tak dapat dihindari (selama aku masih hidup tentunya), maka ada beberapa perenungan berulang juga setiap tahunnya. Sebagian besar masih ingin menjadi LEBIH BAIK daripada tahun sebelumnya, ingin mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda, serta ingin membuang kebiasaan buruk yang rasanya hampir mustahil dilenyapkan.

Rasa syukur atas pertambahan usia juga kerap mendominasi perenungan setahun sekali ini. Semakin banyak usia yang dimiliki, maka semakin besar pula rasa syukur yang harusnya dikantongi. Meski kadang sebanyak itu juga rasa sesal menghadang karena mungkin aku belum dapat menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang ketika aku masih berusia lebih belia.

Selain flash back sambil mengevaluasi kegagalan-kegagalan dan pencapaian-pencapaian di usia yang telah lalu, aku juga kerap memvisualisasikan rencana-rencana dan harapan-harapanku untuk usia yang semakin bertambah banyak ini. Tak lupa juga melantunkan doa agar kiranya Sang Khalik merestui rencana dan harapanku ini, serta memampukan aku move on dari kesalahan dan kegagalan di usia yang telah berlalu.



Kitty | @womomfey
Unknown said…
Ananda Nur Fitriani | @anandanf07

Kalau sudah mendekati hari ulang tahun, biasanya aku akan mengingat-ingat sudah umur berapakah diriku ini. Selanjutnya, pemikiran itu akan melebar ke; hal baik apa saja yang sudah aku lakukan selama satu tahun terakhir? Apa saja perkataan, perbuatan, atau pemikiran kotorku yang membuat orang lain tersakiti? Apa saja yang belum berhasil aku lakukan? Aku pun mulai bergerak maju ke depan, bercita-cita ingin membuat perubahan; meminta maaf kepada orang yang kukenal, dan senantiasa berbuat kebaikan. Lalu apa saja kegagalan yang telah kualami, dan harus kuperbaiki? Pembelajaran apa saja yang telah kuambil dari suatu kejadian? Apa saja cita-citaku selama ini? Bagaimana cara menggapainya? Dan kapankah hal itu terwujud?

Jika mengingat usia, aku jadi merasa diburu waktu. Kapan pun nyawaku dapat diambil, dan apakah aku sudah siap? Apakah aku sudah merasa cukup baik, cukup layak untuk masuk surga dan bahagia di akhirat? Impian-impianku pun melayang-layang. Salah satu impian terbesarku; membahagiakan kedua orang tua. Dan apakah aku sudah berhasil mewujudkannya? Setelahnya, aku akan memikirkan tentang kedewasaan. Menyusun rencana-rencana baru, meninggalkan hal-hal yang tidak penting, membuka mata untuk masa depan, berusaha memperbaiki diri sehingga dapat menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Supaya jika nanti nyawaku diambil, aku tidak akan menyesal, karena aku telah menggunakan hidupku dengan baik, berusaha sebaik mungkin untuk menggapai impian, dan menyiapkan bekal di akhirat.

Terima kasih atas kesempatannya :) selamat bertambah tua dan berkurang umur ya, kak tsaki. Semoga umurnya berkah, dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.

P.S: menangin aku jangan lupa! :p
Eni Lestari said…
Eni Lestari | @dust_pain

"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

yang aku renungkan... apa aku sudah bahagia? apa yang sudah kuperbuat selama setahun ke belakang? apa aku terlalu keras pada diri sendiri?

ya, itu yang aku renungkan tiap bertambah usia. kadang karena situasi, kebahagiaan yang kurasakan itu cuma pura2 semata, hanya supaya orang lain tak merasa cemas denganku. semacam kebahagiaan semu, biar terlihat 'sama' seperti orang lain. nah, aku gak mau seperti itu. aku pengin kebahagiaan yang kurasakan bener2 bahagia yang tulus dari dalam hati :)

aku juga mengevaluasi apa2 yang kulakukan selama setahun ke belakang. apa sudah sesuai ekspetasi, ada penurunan, atau peningkatan. bertambah usia berarti umurku makin memendek. karena itu, aku harus memotivasi diri sendiri untuk maju ke depan. gak ada yang tau sampai kapan aku hidup. aku gak mau menyesal sebelum melakukan hal2 yang kusukai :)

terlalu keras pada diri sendiri. yep, ini juga. mungkin karena aku punya trauma yang gak bisa kuceritakan, ada beberapa hal yang sukar kuterima. kadang aku memaksa diri sendiri untuk menerimanya, yang hasilnya aku gak nyaman, dan merasa seperti tercekik. padahal bukan begitu caranya. harusnya aku berdamai dengan traumaku itu. syukurlah, aku sudah cukup 'berumur' untuk bisa mengatasinya. dulu, itu tahun2 yang sulit bagiku, tapi gak lagi sekarang. ketika aku ulang tahun tahun ini, aku bisa ngomong sama diri sendiri kalo aku sudah seutuhnya menjadi manusia, tanpa perlu merasa 'rendah' dengan orang lain :)

selamat ulang tahun, Kak Tsaki. semoga menjadi pribadi yang lebih baik :)
Unknown said…
This comment has been removed by the author.
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Sudahkah aku membahagiakan orang tua? Sudahkah aku membuat mereka tersenyum sekali saja? Sudahkah aku membuat mereka bangga? Selain untuk diri sendiri, aku hidup untuk keluarga. Jika bukan mereka yang aku buat bahagia, lalu siapa lagi? Karena kebahagiaanku yang terbesar ada di senyuman mereka.

Yang aku renungkan lagi, pasti masalah kedewasaan. Sudahkah aku bertindak dengan cara berpikir yang benar? Sudahkah aku tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik? Sudahkah aku menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah lagi? Dan adakah masalah yang belum terselesaikan di tahun sebelumnya?
Untukku, perayaan hari lahir bukan hanya berkutat pada pertambahan usia kita. Namun juga menjadi tanggung jawab. Di umur yang semakin bertambah, bisakah kita menyelesaikan semua masalah dengan pikiran yang dewasa dan emosi yang stabil? Atau ... Sudahkah aku meninggalkan sifat kekanakanku?
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Sudahkah aku membahagiakan orang tua? Sudahkah aku membuat mereka tersenyum sekali saja? Sudahkah aku membuat mereka bangga? Selain untuk diri sendiri, aku hidup untuk keluarga. Jika bukan mereka yang aku buat bahagia, lalu siapa lagi? Karena kebahagiaanku yang terbesar ada di senyuman mereka.

Yang aku renungkan lagi, pasti masalah kedewasaan. Sudahkah aku bertindak dengan cara berpikir yang benar? Sudahkah aku tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik? Sudahkah aku menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah lagi? Dan adakah masalah yang belum terselesaikan di tahun sebelumnya?
Untukku, perayaan hari lahir bukan hanya berkutat pada pertambahan usia kita. Namun juga menjadi tanggung jawab. Di umur yang semakin bertambah, bisakah kita menyelesaikan semua masalah dengan pikiran yang dewasa dan emosi yang stabil? Atau ... Sudahkah aku meninggalkan sifat kekanakanku?
andinarima said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Beberapa tahun belakangan ini, di tiap aku ulang tahun, ada satu pikiran yang selalu mengusikku. Pertanyaan-pertanyaan yang membuatku merenung cukup lama.
'Shalatnya udah tepat waktu belum?'
'Shalatnya udah rajin belum?'
'Shalat sunnahnya udah diperbanyak belum?'

Ini beneran. Tiap kali ultah, di hari yang sama dengan hari kelahiran, pertanyaan itu yang muncul. Sedih, sih, tapi rasanya juga jadi agak kesindir dengan adanya pemikiran itu. Nah, tiap tahun juga ada resolusi untuk meningkatkan kerajinan shalat. Wong, itu kewajiban kok.

Di awal-awal niat itu terlaksana, tapi lama kelamaan, blashh~~ Hahaha, jadi sedih :( Tapi semoga seiring bertambahnya usia, ibadahnya semakin rajin :D
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Yang selalu saya renungkan adalah kapan saya membahagiakan orang tua saya? Semakin saya tua, semakin tua pula kedua orang tua saya. Saya selalu berpikir, apa langkah yang bisa saya lakukan untuk membahagiakan orang tua saya? Saya juga selalu merenungkan kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan, saya bingung untuk menebus semua kesalahan. Di usia yang tak lagi muda, saya khawatir saya akan merepotkan banyak orang dan tidak bisa mengurus diri saya sendiri.

Saya selalu mengkhawatirkan kesehatan ibu dan bapak. Saya takut jika mereka dulu yang meninggalkan saya, walaupun umur tidak ada yang tahu dan belum tentu mereka yang meninggalkan saya, tapi saya yang meninggalkan mereka. Saya merasa mengapa waktu bergulir begitu cepat, yang tadinya masih anak-anak, sekarang sudah dewasa. Terkadang, hati saya tercubit, apakah saya sudah melakukan hal-hal yang baik? Apakah saya hanya melakukan hal buruk? Hati saya seakan ingin menangis setiap mengingat ribuah kesalahan yang telah saya lakukan.
Unknown said…
This comment has been removed by the author.
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Hal yang selalu ku renungkan adalah kesalahan-kesalahanku dan kematian. Tidak mungkin kan jika aku akan hidup selamanya? Apalagi dengan umurku yang semakin tua. Aku tahu, jika kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan menimpa semua makhluk hidup di dunia ini. Tapi setiap aku bertambah usia, aku selalu berpikir. Apakah aku akan masuk surga? Apakah amal-amalku mampu membantuku di akhirat nanti? Apakah aku sudah melaksanakan kewajibanku? Apa yang terjadi ketika aku meninggal? Apakah orang-orang akan menangis atau tertawa? Apa yang terjadi setelah manusia meninggal dunia?

Aku juga selalu memikirkan, berapa lama mamah sudah tiada? Meninggalkan aku bersama papah. Walaupun aku tahu, mungkin kita akan bertemu lagi di surga Allah. Ada rasa penyesalan di dalam diriku, aku tidak tahu, apakah mamah bangga melihat anaknya ini dari atas sana? Apakah aku sudah membuat mamahku bahagia jika memiliki anak sepertiku? Aku takut kesedihan selalu melingkupi hidupku, aku takut tidak ada penopang lagi di hidupku, aku takut dengan segala yang ada di dunia ini. Tapi, aku berpikir lagi. Aku sudah dewasa, aku bisa menghadapi dunia sendiri. Walaupun masih ada dorongan-dorongan dari orangorang sekitarku. Aku mampu bangkit, aku mampu berdiri dengan kakiku sendiri.

Berkali-kali aku memikirkan mengenai kematianku. Jujur, ada rasa takut dan tak siap untuk meninggalkan dunia ini. Tapi kematian tidak bisa di pungkiri, apalagi di curangi. Aku selalu berpikir, bagaimana nasibku setelah meninggal nanti? Aku bukan sosok yang terbiasa sendiri, aku tidak biasa melakukan hal sendiri. Dan aku berpikir, apakah akan ada yang menolongku setelah aku meninggal? Sedangkan orang tuaku berkata, ketika kita sudah meninggal, urusan dunia kita pegang masing-masing. Tapi, apakah aku sanggup menjalankan semuanya sendiri? Aku sangat takut, jika aku yang menarik kedua orang tuaku ke dalam neraka, karena sikap burukku selama ini. Aku tidak ingin orang tuaku menanggung dosaku. Aku ingin melakukan hal-hal baik, tapi terkadang, tidak semua orang menganggap hal itu baik. Tapi aku ingin mencoba menjadi sosok yang lebih baik, entah baik untuk diriku ataupun orang lain. Aku juga berpikir, apakah aku sudah menjadi anak yang baik? Apakah aku sudah membahagiakan orang tuaku, khususnya papah? Jika suatu hari nanti aku tiada, apakah aku sudah berhasil membahagiakan papah dan tentunya mamah? Mencapai segala keinginanku?

Memang terlalu banyak pertanyaan sebenarnya, tapi ketika kita merenungkan ini semua, ribuan pertanyaan akan muncul di benah kita. Apalagi ketika kita memikirkan kematian, ada satu ketakutan besar untuk menghadapi kematian. Tapi, aku juga selalu memikirkan apa yang akan aku lakukan di usia ini? Apa yang akan aku capai pada usia ini? Terkadang aku takut, aku akan gagal menjadi seorang anak di hadapan orang tuaku. Entah mengapa, setiap bertambah usia, aku hanya memikirkan masalah-masalah yang pasti akan terjadi. Intinya, menurutku, bertambah usia merupakan pertambahan pemikiran, proses menuju kedewasaan. Pertambahan usia ini merupakan tahap seseorang untuk mencapai sesuatu di dalam hidupnya, berpikir secara kritis, bertindak menggunakan otak dan bersikap sopan santun terhadap siapapun. Semakin kita tua, semakin banyak masalah yang kita dapatkan dan semakin banyak hal yang terpikir oleh pikiran kita.

Sekian, terima kasih
Terry Irawan 3 said…
Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?

Sebenarnya kegiatan merenung sendiri cukup sering saya lakukan, cuma memang kalau mau ulang tahun porsinya lebih dalam. Satu hari di tanggal hari jadi saya, semua terpikirkan begitu saja. Paling utama adalah 'anak seperti apa saya bagi kedua orang tua di satu tahun kebelakang?' untuk saya pribadi, 365 hari bersama mereka itu ternyata cepat sekali, dan sering kali saya menyesalkan minimnya hal yang bisa saya lakukan dengan keduanya. Di setiap tiup lilin, saya menyadari kalau wajah mereka berganti tiap tahun (mengikuti usia saya yang mankin banyak). Ini selalu jadi bahan renungan buat saya bahwa setidaknya di 365 hari ke depannya saya mampu lebih care kepada mereka. Ulang tahun saya tidak akan pernah ada kalau bukan karena mereka yang melahirkan saya. Ulang tahun selalu jadi ajang mengoreksi diri sendiri sebagai seorang anak sih.
Unknown said…
This comment has been removed by the author.
Unknown said…
Q : Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?

A : Yang selalu saya renungkan saat bertambah usia cukup banyak. Bertambahnya usia adalah sesuatu yg istimewa, serta membuat pikiran kita melayang-layang. Bagaimana tidak kalau hal itu menuntut kita harus lebih bekerja keras dalam menjalani hidup juga dapat memaknai segala hal. Inti2 yg selalu saya renungkan setiap bertambahnya usia, yaitu:
Pertama, bagaimana rencana saya ke depan.. semakin bertambahnya usia kita dituntut dengan berbagai pilihan serta tanggung jawab yg kita pikul serta bagaimana cara kita menjadi lebih baik dan berusaha mencapai semua target yg saya tentukan.
Kedua, banyaknya dosa dan kesalahan di usia-usia sebelumnya juga kata orang walaupun usia kita bertambah sebenarnya usia kita itu justru berkurang, yg sering saya renungkan Tuhan ngasih saya berapa usia dan kalau usia saya berkurang sekarang usia saya tinggal berapa, kalau sisanya tinggal sedikit dan kalau dibanding dengan dosa kesalahan saya selama usia ini terlalu banyak, bagaimana nasib saya di akhir zaman nanti bila saya belum bisa menjadi orang yg lebih baik.
Ketiga, cita cita yang belum tercapai dan mungkin belum bisa membahagiakan orang tua. Setiap anak pasti ingin membuat orang tuanya bangga, ingin mencapai cita citanya yang tinggi. Apalagi di usia saya yg masih terbilang remaja masih duduk di bangku sekolah, merenungkan saya harus menyelesaikan kewajiban ini dengan baik dan memuaskan di sisi lain saya pikir saya juga masih kurang membahagiakan orang tua. Saya juga belum mencapai cita-cita saya. Saya punya target di umur 23 saya sudah bisa membahagiakan orang tua -tentu semoga Tuhan memberikan umur panjang untuk orang tuaku agar bisa mensupportku mencapai cita citaku dan menemaniku di setiap bertambahnya usiaku-

Setiap usia saya bertambah saya selalu merenungkan apa yg sudah saya lakukan selama ini dan apa yg belum saya lakukan selama ini. Setiap bertambahnya usia, saya selalu merenungkan bagaimana menjadi orang yg lebih bermanfaat umtuk orang lain disekitarnya.
Dan perenungan saya yg lebih penting dalam bertambahnya usia adalah bagaimana kita bisa mendekatkan diri kepada Tuhan yg selalu menemani hidup dan sepanjang usia kita saat ini.
bintang ach said…
Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?

Momen bertambahnya usia adalah sesuatu yang memorable dalam hidup setiap orang. Satu tahun berlalu, dan kita akan menyambut tahun yang baru dalam kehidupan kita. Kadangkala, momen bertambahnya usia menjadi momen yang pas untuk merenungkan segala hal yang kita lakukan dalam hidup selama satu tahun terakhir.

Mungkin tidak banyak orang yang melakukan ini, tapi inilah yang aku renungkan setiap bertambahnya usia. Setiap malam sebelum bertambahnya usia, atau tepat malam hari saat aku berulang tahun, biasanya yang aku renungkan adalah dosa-dosa yang aku lakukan selama satu tahun terakhir. Menunggu tepat jam 12 malam, (jika tidak ada kegiatan) aku suka menyendiri di kamar. Merenungkan segala dosa di masa lalu dan berjanji untuk memperbaikinya di masa mendatang. Mungkin tidak banyak orang yang melakukan ini, dan mungkin banyak orang yang menganggap ini kurang penting. Tapi tidak untukku, momen di mana kita mengingat dan menyesali setiap dosa menunjukkan bahwa kita ada niat untuk memperbaikinya. Terkadang, aku juga dibuat tidak yakin dan bertanya, sebesar itukah dosaku selama ini? Kadang mengucap istighfar, dan kadang berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulanginya lagi. Mengingat sisa hidup di dunia semakin berkurang, alangkah indahnya apabila kita gunakan untuk menghapus segala dosa yang pernah ada.

Kedua, merenungkan masa depan. Setiap manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Maka dari itulah, di setiap momen bertambahnya usia, aku sering merenungkan dan membayangkan akan seperti apa masa depanku nanti. Aku sendiri tidak tahu apakah besok aku akan lebih baik dari hari hari, dan aku juga tidak pernah tahu apakah sesuatu yang lebih buruk tengah menungguku di sana. Ada baiknya, kita sebagai manusia yang mengikuti skenario alam, mempersiapkan diri sebaik mungkin atas segala hal yang kiranya terjadi di masa depan. Berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Menguji kekuatan baik jasmani maupun rohani demi, dan beribadah. Setidaknya, itu akan memberi sedikit harapan untuk kita bahwa masa depan tidak seburuk yang kita bayangkan.

Ketiga, kematian. Pernahkah merenungkan hal yang satu ini? Aku sering. Bahkan tidak hanya di setiap momen bertambahnya usia. Ada ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan setiap merenungkan hal yang satu ini. Setaip benak selalu bertanya ‘seperti apakah kematianku nanti?, akankah aku siap dengan kematian yang datang tidak terduga?’. Setiap mengingat akhir hidup ini pun aku sering menyadari bahwa diriku masih jauh dari kata baik. Masih banyak aspek dari dariku yang harus diperbaiki. Baik sikap, perbuatan, iman, dan lain-lain. Jujur, aku tak sanggup membayangkan jika itu semua terjadi. Sebagai manusia, mulai sekarang, ada baiknya kita bersiap-siap. Kita tidak tahu kapan sampai kapan kehidupan kita berlangsung, dan satu lagi… kita tidak pernah tahu apakah hidup kita akan berakhir dengan baik?

Semoga bisa membawa keberuntungan, dan semoga bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik ya.
Anyway, selamat ulang tahun. Pergunakan sisa hidup sebaik mungkin. Insyaallah berkah, makasih.

@Bintang_Ach
salsa-nely.com said…
syarat 1-3 : done
pertanyaan : "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Jawaban
Sebenarnya saya paling tidak suka merayakan ultah saya sendiri, dan memang seumur-umur ga dirayakan :) Saya cukup dengan merenung di malam pergantian usia saya. Bagi saya pertambahan usia, adalah pengingat bahwa jatah hidup kita di dunia ini makin berkurang. Saya mencoba untuk bersyukur karena masih diberikan umur samapai hari ini, meskipun disatu sisi saya khaawatir, umur yang telah saya habiskan belum dapat bermanfaat dengan baik. Belum dapat dijadikan bekal untuk perjalanan abadi saya di kelak kemudian hari.
Saya hanya berharap umur saya yang telah dihabiskan dapat menjadi umur yang berkah yang membawaku kepada kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti, karena pada dasarnya hidup di dunia ini hanya numpang lewat untuk mendapatkan bekal melanjutkan perjalanan.
Dalam perenungan ini, saya juga berusaha untuk mengikhlaskan segala hal yang terjadi di tahun-tahun lalu, baik peristiwa pahit atau manis. Agar langkah saya lebih ringan menapaki kehidupan selanjutnya.
Dan dalam pergantian usia, saya selalu berharap di berikan umur yang lebih lama lagi dan lebih berkah untuk mendapatkan bekal. Karena meskipun kematian adalah hal yang pasti, tetapi kita tidak akan pernah merasa siap, jika ditanya, karena saya selalu merasa bekal amal perbuatan saya belum cukup.
Mizuki-Arjuneko said…
Kebetulan memang baru bertambah usia XD (tanggal pastinya rahasia dong)

Dan... setiap kali masa hidupku berkurang setahun seperti itu, aku berpikir... suatu hari aku akan mati. Suatu hari orang-orang yang selalu menyertaiku selama ini pun akan mati.

Beberapa bulan lalu saat umurku bertambah lagi, pikiran yang ada semakin detail:

Sampai saat itu tiba, bisakah aku membuat skenario hidupku lebih berarti? Bisakah aku jadi lebih manusiawi lagi? Siapakah yang akan menemaniku di saat-saat terakhir nanti? Yang jelas aku tak mau mati sendiri dalam sepi. Dalam bayanganku suatu saat aku akan berakhir di tempat tidur, buku di pangkuan, senyum di wajah, dan orang-orang yang kucintai serta mencintaiku mengelilingiku sambil terus menggumamkan doa-doa.

Tapi itu masih nanti. Saat ini entah bagaimana, aku masih ada di sini, masih dikelilingi orang-orang yang aku cintai. Sesuatu yang patut disyukuri.

Aku bisa hidup sampai tahun ini, dan semoga tahun berikutnya dan tahun berikutnya lagi.

Bukankah itu ajaib? Hidup itu ajaib kan? Terlalu ajaib untuk diakhiri begitu saja.

Dan... aku selalu berpikir kalau selama ini aku masih kurang baik pada orang-orang yang aku cintai, juga pada diriku sendiri. Aku ingin lebih dan lebih baik lagi. Mengumpulkan sebanyak mungkin kenangan bersama mereka. Aku ingin mengenang dan ingin dikenang.

Kadang aku berpikir tentang para pendahuluku, eyang-eyangku yang sudah lebih dahulu tiba di alam sana. Apa kabar kalian? Cucu kalian masih hidup hingga saat ini. Apa kalian senang? Apa kalian sudah cukup banyak mendapatkan kiriman doa dari para kerabat? Maaf kadang-kadang aku lupa mengirim doa sehabis shalat (karena terlalu sibuk dengan doa untuk diri sendiri, atau doa-doa lain). Jadi kuusahakan mengingat kalian sesering mungkin, dan berzikir untuk kalian sesering mungkin. Bahkan ketika sambil berjalan. Aku berusaha takkan lupa, agar jika kita bertemu nanti, kita takkan merasa asing.

Lalu aku pun teringat pada janji. Janji-janji yang kubuat bagi diriku sendiri atau orang lain. Janji-janji yang belum sempat kutepati. Aku ingin mengeksekusi janji-janji itu satu-persatu. Selama aku masih ada waktu... Belajar untuk tidak menunda.

Lalu aku juga semakin menyadari, bahwa indera yang kupunyai saat ini terasa begitu berharga. Kemampuan otot yang masih bisa dibilang fleksibel pun sangat berharga. Pada ulang tahun-ulang tahun berikutnya, aku berharap Tuhan masih bermurah hati meminjamkan karunia ini kepadaku. Dan semoga aku tidak akan menyalahgunakan ini semua.

Mizuki-Arjuneko said…
Link share di twitter: https://twitter.com/onionkiddo/status/719192172520603648
Hana Fathimah said…
"Apa yang selalu aku renungkan saat bertambah usia?"

Sejujurnya, akan lebih mudah menjawabnya kalau pertanyaan itu berupa 'apa yang selalu kamu sesalkan?' atau 'apa yang selalu kamu takutkan?'

Karena bagiku, merenungkan bertambahnya usia pada akhirnya akan membawaku pada hal itu juga: ketakutan dan penyesalan.

Aku merenungkan apa yang telah kulakukan, apa yang telah orang-orang lakukan padaku, apa yang terjadi selama setahun silam, dua tahun, tiga tahun, hingga akhirnya aku teringat duapuluh tahunku dulu.
Man, I was so happy. Aku masih ingat pernah diam-diam dapat kado waktu SD, atau waktu aku mentraktir makan teman-temanku sebagai syukuran waktu SMA. Those were happy moments for me and my friends. Lalu aku merenungkan kenapa happy times itu rasa-rasanya kian kemari kian menurun?

Apa yang salah? Apa yang sudah dan belum kulakukan?

Merenungkan soal apa yang kulakukan.. Ah, lagi-lagi itu bukan renungan yang menyenangkan. Aku harus jujur pada diriku sendiri bahwa banyak yang belum kulakukan, banyak yang seharusnya tidak kulakukan tapi kulakukan. Berapa kali aku mengecewakan oranglain dan diriku sendiri. Berapa kali target-target yang ditulis dan ditempel di dinding kamar itu terlupa begitu saja?

See? Merenungkan usia yang sudah berlalu sangat membuatku pilu. Sangat membuatku...menyesal.

Dan itu tidak berhenti di sana. Aku juga akan dipaksa merenungkan masa yang akan datang. Seketika aku dihinggapi ketakutan.

Dari mulai ketakutan-ketakutan kecil semacam, 'bagaimana kalau keponakanku -fans ku satu-satunya- mulai sadar bahwa tante kebanggaannya ini ternyata tak sekeren yang ia kira?', sampai ketakutan besar seperti, 'bagaimana kalau aku harus meninggalkan dunia ini tanpa pernah benar-benar membuat oranglain bangga?', 'bagaimana kalau selamanya aku akan terus mengecewakan orangtua?', bagaimana..bagaimana..

Tak ada habisnya. Karena dari yang aku tahu, tak jarang badai hidup itu datang begitu saja memporak-porandakan rencana hidup bahagia yang kau damba.

Of course, aku tetap harus mensingsingkan lengan bajuku dan menghadapi apapun yang akan datang padaku nanti. Dan biarlah renungan-renungan ini, meski semuanya terkesan negatif, menjadi panduanku untuk tidak kembali salah mengambil langkah..

Thanks for reading.
Hisureba Hana said…
Oh ya, saya follow blognya pakai akun yang ini saja deh. Tadi itu pas ngepos jawaban salah pakai akun.

-Hana Fathimah-
Unknown said…
Saat bertambah usia, yang selalu gw renungkan adalah k̶a̶p̶a̶n̶ ̶y̶a̶ ̶k̶i̶r̶a̶-̶k̶i̶r̶a̶ ̶g̶w̶ ̶k̶e̶t̶e̶m̶u̶ ̶j̶o̶d̶o̶h̶ ̶g̶w̶ kapan kira-kira gw bisa mencapai cita-cita hidup gw. Dulu sewaktu kecil, gw ngerasa usia dua puluhan awal itu usia yang masih muda. Tapi setelah gw menginjak usia dua puluhan awal tsb, gw malah merasa waktu tambah cepat berlalu dan usia dua puluhan awal itu sudah bukan usia yang muda lagi. Banyak anak-anak yang lebih berprestasi dibandingkan gw di usia mereka yang jauh lebih muda. Hal ini membuat gw berkontemplasi, hal apa saja yang berhasil gw capai sejauh ini? 𝘏𝘰𝘸 𝘮𝘢𝘯𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘰𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘨𝘰𝘢𝘭𝘴 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘐 𝘮𝘢𝘯𝘢𝘨𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘤𝘳𝘰𝘴𝘴 𝘰𝘧𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘴𝘵?

Bertambahnya umur berarti bertambah pula tanggung jawab gw di hidup ini. Gw sudah harus mulai memikirkan tabungan masa depan dalam arti harfiah & juga kiasan. Berapa banyak uang yang berhasil gw sisihkan selama ini? Berapa banyak perbuatan baik yang berhasil gw tabung sejauh ini? Satu hal yang paling bikin gw merasa masuk ke dunia orang dewasa adalah kewajiban bayar pajak. Entah kenapa hal sepele tsb berhasil bikin gw 𝘧𝘳𝘦𝘢𝘬 𝘰𝘶𝘵 . Sangat terasa bahwa seiring bertambahnya umur, semakin besar pula tanggung jawabnya.

Layaknya sebuah roda yang selalu berputar, kehidupan selalu berubah setiap detiknya. Perubahan-perubahan inilah yang “memaksa” gw untuk mengevaluasi ideologi-ideologi dalam hidup gw. Istilah kerennya “survival of the fittest”. Jadi untuk tetap bisa eksis di dunia ini dan tak kalah bersaing dengan anak-anak lain yang bahkan lebih muda, cara berpikir gw pun harus berubah. 𝘐𝘵’𝘴 𝘯𝘦𝘷𝘦𝘳 𝘢𝘴 𝘦𝘢𝘴𝘺 𝘢𝘴 𝘧𝘭𝘪𝘱𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘰𝘯𝘦’𝘴 𝘩𝘢𝘯𝘥, 𝘣𝘶𝘵 𝘐 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘵𝘰 𝘮𝘢𝘯𝘢𝘨𝘦 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘩𝘰𝘸.

Satu hal lain yang membuat gw galau setiap umur bertambah adalah evaluasi diri. Setiap tahun gw menengok ke belakang untuk membandingkan diri gw setahun yang lalu dengan diri gw yang sekarang. Sambil berharap-harap dengan cemas bahwa gw berhasil berubah menjadi versi diri gw yang lebih baik. Dan kalau memang kenyataannya masih banyak yang belum berubah, hopefully masih ada tahun depan yang menanti.

𝘓𝘢𝘴𝘵 𝘣𝘶𝘵 𝘯𝘰𝘵 𝘭𝘦𝘢𝘴𝘵, satu hal terpenting yang tak luput dilupakan adalah seberapa sering gw mengucap syukur atas semua hal yang berhasil gw capai selama hidup gw yang masih duapuluhan-sekian-tahun . Di kehidupan yang berjalan sangat cepat, gw berharap untuk menyempatkan waktu datang ke tempat ibadah dan bersujud syukur serta berterima kasih kepada Tuhan YME. 𝘈𝘧𝘵𝘦𝘳 𝘢𝘭𝘭, 𝘸𝘩𝘰 𝘢𝘳𝘦 𝘸𝘦 𝘸𝘪𝘵𝘩𝘰𝘶𝘵 𝘎𝘰𝘥 𝘈𝘭𝘮𝘪𝘨𝘩𝘵𝘺?
Unknown said…
Yang selalu aku renungkan saat bertambah usia adalah; bisakah aku tumbuh dewasa tanpa harus membunuh jati diriku yang sebenarnya?

Sejujurnya, aku tidak suka saat harus bertambah tua. Karena itu artinya, akan semakin banyak beban yang harus kutanggung. Juga, semakin banyak hal yang terbatas untuk kulakukan. Dunia orang dewasa rumit dan membosankan. Tidak seperti saat usia belasan, di mana aku bebas melakukan apa pun sesukaku. Karena toh, pada akhirnya orang-orang akan memahami dan berpikir: "Ah, namanya juga remaja.". Lalu di saat usiaku sudah memasuki dua puluhan, kata-kata itu berkembang menjadi: "Nggak nyadar umur banget, sih!".
Aku suka permainan anak kecil. Suka makanan mereka. Suka juga segala sesuatu yang berbau unik dan lucu, yang khas remaja.

Aku suka berteriak dengan suara cemprengku yang tak pernah berubah dari kecil. Tertawa terbahak-bahak di tempat umum tanpa peduli tatapan aneh orang lain. Suka berjalan zig-zag, suka tidur di bawah jam tidur orang dewasa. Aku suka menjadi diriku sendiri. Dan semakin bertambah tua, hal-hal tersebut mungkin harus kubatasi--atau bahkan dihilangkan. Karena kebanyakan, pandangan orang di luar sana tentang manusia dewasa adalah dia yang serius dan kaku. Dan orang-orang sepertiku dianggap childish. It's not fair!

Tapi seiring berjalannya waktu, pandanganku berubah... Aku sadar bahwa aku tidak bisa menghindar dari usia. Bertambah tua itu pasti. Dan hanya akan berhenti jika aku mati. Sekarang yang kupikirkan hanyalah: bagaimana caranya agar aku bisa memberi yang terbaik untuk orang-orang yang kusayangi? Iya, memberi, bukan menjadi. Menurutku menjadi yang terbaik adalah obsesi, sedangkan memberi yang terbaik merupakan sebuah ketulusan. Karena aku sadar, manusia tidak dapat unggul dalam segala hal. Jadi saat ini, aku akan fokus memberi yang terbaik dalam hal apa pun, dan untuk siapa pun. Biarlah dewasa menjadi urusanku dengan Tuhan. Aku hanya ingin tetap seperti ini sambil terus memperbaiki diri. Dan yang pastinya, membahagiakan orang lain juga....
“Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?”

Aku selalu merenungkan, sudah sejauh mana pencapaian mimpi dan cita-cita ku disaat usia ku terus bertambah, merenungkan apakah usia yang baru ini dapat aku isi dengan hal-hal yang lebih baik lagi atau justru malah sebaliknya. Justru bagiku banyak ketakutan-ketakutan yang selalu muncul setiap kali moment pertambahan usia tiba. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin bertambahnya usia, maka beban tanggungan hidup akan semakin besar, akan semakin banyak hal-hal penting yang harus dipikirkan, dan harus semakin mengurangi waktu bermain. Dan hidup tidak melulu soal diri sendiri, ada hal terpenting yang harus senantiasa kita sediakan kebahagiaannya yaitu kedua orangtua, sudahkah aku memberikan yang terbaik untuk kedua orangtua ku?
Tapi, yang pasti.. Tetap bersyukur karena masih diberikan usia hingga hari ini, belajar untuk terus hidup lebih baik lagi, belajar banyak membantu oranglain, dan belajar membuat orangtua lebih banyak tersenyum.
Yang terakhir, tetap beryukur karena masih diberikan usia hingga hari ini “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang Kamu dustakan?” :)

Terimakasih untuk GA nya :D
Pida Alandrian said…
Pida Alandrian | @PidaAlandrian92

Btw… selamat hari lahir, semoga di tahun ini menjadi lebih baik lagi dari tahun sebelum2nya .dan semoga impian mu bisa tercapai di tahun ini *Amin ..

Dan makasih krn udah berbagi hari istimewanya dengan berbagi buku-buku secara gratis melalui give away ini. (dan semoga aku bisa beruntung di give away ini *Amin)…

1. Done
2. Done
3. Done
Link share : https://twitter.com/PidaAlandrian92/status/719532540936085504
4. "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"
Jawaban:

Bertambah usianya seseorang itu tidak bisa di hindari, siap nggak siap harus kita hadapi. Bagiku pribadi bertambahnya usia itu berarti ada suatu hal yang menunggu kita di depan, tergantung bagaimana cara kita menghadapinya – misteri di balik bertambahnya usia. Adakalanya bertambah usianya seseorang itu suatu hal yg baik sedang menunggu atau malah sebaliknya.

Rasa syukur yg tak terhingga dan yg tak pernah dilupakan ketika bertambahnya usia, krn Tuhan masih memberi saya kesempatan utk menikmati hidup bersama org2 yg saya sayangi. Dibalik rasa syukur juga terbersit rasa bersalah saya terhadap diri saya sendiri, krn dgn bertambahnya usia juga saya tak luput dari dosa2 kecil yg saya lakukan tanpa sadar di tahun sebelumnya, dan berharap di tahun bertambahnya usia saya kesalahan2 yg lalu tdk terulang kembali.

Sebagian dari diri saya sering berharap semoga di tahun saya bertambah usia, saya menjadi sosok yg lebih baik dari tahun2 sebelumnya (yg buruk2 semoga bisa di hilangkan dr kebiasaan, walaupun hal itu mustahil utk dihilangkan krn sudah terbiasa). Apa yg belum saya capai semoga di tahun ini saya bisa mencapainya dengan baik. Dan juga harapan2 di hidup saya ke depanya semoga Tuhan merestui dan mengabulkan apa yg ingin saya capai. Mengevaluasi diri terhadap kesalahan2 yg telah saya lakukan di tahun sebelumnya agar tidak terulang kembali.

Kadang2 juga sempat terbersit di benak saya, apa harapan ibu saya ketika melahirkan saya. Apakah saya sudah mengabulkan harapan dan impian ibu saya ketika beliau melahirkan saya?, apa harapan orang tua membesarkan dan mendidik saya selama ini dengan limpahan kasih sayangnya yg tak terhingga?.

Sekian
Salam kenal Pida Alandrian
Uni said…
Halo salam kenal :) Numpang ikutan giveaway ya, makasih sudah buat giveaway ini.

Link Share : https://twitter.com/udonkuma/status/719575063633141760


"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Bagi saya, setiap tahun selalu ada renungan baru atau renungan lama yang masih nyangkut di kepala. Di usia saya yang sudah diburu kata nikah dengan banyak teman yang sudah mulai sebar undangan, itu yang ada di pikiran saya saat ini.

Nikah.

Mungkin terdengar klise, dulu waktu saya masih teenager (bahasanya lol) sepertinya nikah itu ada di dunia lain, jauh dan nggak terjangkau. Rasanya seperti, ah masih sangaaaaat lamaaaaa, masih banyak kelas yang harus saya selesaikan. Tapi sekarang si masih lama itu ada di depan mata.

Selain nikah, renungan saya adalah apakah saya sudah buat orang tua saya bahagia? Itu pertanyaan yang selalu ada di kepala. Setiap orang punya versi bahagia sendiri-sendiri, dan jelas saya tidak tahu ukuran bahagia orang tua saya itu seperti apa. Dan itu jadi salah satu renungan.

Terakhir, apakah di usia saya sekarang ini saya sudah bahagia? Itu pertanyaan yang cukup sulit bagi saya :) Kenapa saya menjadikan bahagia itu sebuah renungan? karena saya percaya bahagia itu esensi pertama seseorang untuk hidup. Entah itu pencapaian kerja, status, percintaan, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, selamat ulang tahun Tsaki, salam kenal dari saya :) semoga panjang umur, sehat selalu, dan bahagia. Bahagia dalam banyak hal, dan terus ingin bahagia dan mempunyai banyak impian di masa yang akan datang :)


Terima kasih

Yunita P. Utami @udonkuma
Jace said…
Yang aku renungkan saat bertambah usia adalah bahwa umurku telah bertembah 1 tahun, menunjukan aku semakin dewasa dan semakin dekat dengan kehidupan yg sebenarnya. Artinya, saat ini aku masih 19 tahun, masih kuliah, dimana saat-saat bisa dibilang masih bisa nyantai. Tapi semakin bertambah usia, berarti tahun semakin berganti dan waktu-waktu segera lulus dan menghadapi hidup di masyarakat sebenarnya semakin dekat. Saat-saat ini yang selalu kurenungkan adalah apa yang akan kulakukan jika benar-benar sudah lulus dan terjun langsung ke masyarakat. Apa sudah siapkah aku terjun dan berbaur dengan masayarakat di dunia kerja yang notabene lebih keras dari dunia kuliah? Apakah aku sudah dewasa, artinya sikap-sikapku sudah menunjukan bahwa aku sudah dewasa, bukan anak kecil lagi, sehingga aku bisa menyesuaikan diri. Karena bisa dibilang sifatku saat ini masih terbilang manja, maka itu setiap bertambah usia aku selalu merenungkan, sudah cocokkah umurku dengan sikapku? Dan yang paling penting, yg selalu aku renungkan setiap bertambah usia adalah apa yang akan aku lakukan ditahun itu dan terutama tahun2 yg masih akan kulewati. Bertambah usia, artinya bertambah juga tahun yang akan dilewati. Aku selalu merenungkan, akan kulalui seperti apa tahun ini. Aku selalu ingin menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Maka itu aku selalu merenungkan, akan kuwarnai seperti apa tahun ini 😄
Unknown said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Setiap detik yang kita lewati menandakan bertambahnya usia kita. Jatah hidup yang semakin berkurang, membuatku selalu merenungkan hal-hal apa yang telah aku lakukan selama ini kepada seluruh makhluk Allah. Apakah itu perbuatan terpuji atau tercela?

Maka dari itu, setiap satu hari sebelum hari ulang tahunku tiba, aku selalu merenung tentang: dalam hitunganku umurku bertambah, dan dalam hitungan-Mu umurku berkurang. Untuk sebagian remaja, hari ulang tahun mungkin dianggap sebagai hari yang menyenangkan. Karena bisa mendapat kado dari teman-teman, bahkan pacar. Tapi berbeda denganku, aku gak pengen dapet hadiah boneka, bunga, juga baju. Hmm.. aku cuman kepengen dapet kado "WAKTU". Karena menurutku, WAKTU itu sangat istimewa sebab tidak bisa diulang.

Semakin tua, aku merasa banyak bersalah terhadap ayah maupun mama. Sampai saat ini aku belum bisa membahagiakan mereka :'))) sebab itulah, aku selalu merenung tentang hal ini. Sering-sering intropeksi diri dan berusaha keras untuk mewujudkan mimpi^^

Terimakasih kak^^
Unknown said…
Yang selalu aku renungkan saat bertambah usia adalah "Apa yang akan aku lakukan di umur yang baru?" Setiap bertambah usia aku akan selalu memikirkan hal ini. Akh orangnya tipe perencana. Aku selalu melakukan segala sesuatu dengan rencana. Karena bagiku sesuatu yang dilakukan tanpa rencana dulu pasti ujung nya ga beres. Kalaupun berea pasti ga akan mencapai angka 100%. Karena itu aku juga suka merencanakan sesuatu untuk hidupku. Dan biasanya aku lakukan ini ketika menginjak usia yang baru. Sebelumnya aku akan memflaahback, melihat kembali hidupku selama 1 tahun berjalan. Memikirkan hal apa saja yang sidah aku lakukan dan yang belum sempat aku lakukan. Setelah itu aku akan mulai menyusun. Melihat hal apa yang perlu ditingkatkan di usia yang baru, harus melakukan apa, dan menjadi seperti apa. Karena setiap bertambah umur aku selalu ingin melakukan gal yang baru atau meningkatkan hal yang audah ada. Kadang aku juga takut untuk memasuki usia yang baru. Karena itu berarti tanggung jawab akan mulai banyak. Makin banyak juga hal yang harua dipikirkan. Apalagi kali ini ulang tahunku juga akan segera tiba. Dan itu ulang tahun ke 20 yang artinya aku audah akan memasuki kepala yang baru. Aku bukan anak kecil lagi. Setiap ulang tahun juga harus mulai mengatur mindset. Menyesuaikan dengan umur. Karena ga mungkin kan harus beraikap seperti anak kecil terus? Hidup itu berjalan maju, jadi kita juga harua tetap melangkah maju ga bisa berpikiran mau seperti dulu terus. Kalau mindset nya masih kaya anak kecil berarti aku gagal menaklukkan diri sensiri. Karena maunya terus ada di zona aman.
Buna Kaka said…
Yeyen Nursyipa | @YeyenNursyipa

Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?

Buku tabungan. Yang aku renungin itu saldo di buku tabungan. Iya buku tabungan. Kenapa? Soalnya rencana-rencana yang aku buat tiap awal tahun itu butuh tindak lanjutnya dan butuh budget yang cukup juga. Makanya tiap ulang tahun, yang aku cek itu buku tabungan. Kira-kira rencana mana yang bisa kewujud dan rencana mana yang mesti di tunda dulu soalnya kebanyakan rencana-rencananya travelling keluar kota. Dan rencana tahun ini belajar ke Pare sambil jalan-jalan ke Malang. :D dan tahun depan, rencananya saldo bakal diabisin buat.. nikah.. (kaya yang udah punya calon aja.. :D)

Itu tadi buku tabungan harfiah ya.. tentu aku juga renungin saldo di buku tabungan akherat. Emang secara fisik buku tabungan ini ga keliatan, tapi masih bisa aku rasain berapa saldo kebaikan yang udah aku buat sama saldo keburukan. Dan tiap tahun, khususnya ulang tahun, aku renungin apa saldo kebaikanku bertambah atau justru berkurang ya? Ah.. kalo flashback sama kesalahan-kesalahan lalu tuh rasanya saldo kebaikan terus berkurang, serasa kecil dan rapuh.

Tapi toh hidup itu harus seimbang. Jangan terlalu terlarut dalam kesalahan masa lalu, cobalah untuk merubah hambatan jadi rambatan. Terus optimis dan terus bermanfaat.. :D
Wardah said…
"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

....... kematian.

Bukan soal 'kapan' sih, bukan, tapi soal 'bagaimana' dan 'apa'. Bagaimana keadaan saya ketika ajal menjemput? Bagaimana keluarga saya? Bagaimana orang-orang di sekitar saya? Apa yang sudah saya berikan kepada orang-orang terdekat saya? Apa saya sudah berhasil bermanfaat bagi orang lain? Apa bekal saya cukup untuk menghadap-Nya? Apa saya bakal baik-baik saya ketika dipanggil?

Bagaimana kondisi saya ketika hari tahunan ini datang lagi? Apa saya bakal masih bisa berbahagia dan tersenyum di hari ulang tahun saya yang akan datang?

Bukan hanya kematian saya secara fisik, tapi juga kematian-kematian yang lain, yang saya takutkan. Tentang idealisme saya, yang apakah tahun ini masih saya pegang teguh. Tentang kepercayaan saya, yang apakah masih hidup hingga hari tahunan ini datang. Tentang hubungan ke keluarga saya, apakah semakin menjauh seiring usia bertambah. Tentang kepercayaan orang-orang pada saya, apakah masih ada hingga detik ini. Tentang keberadaan saya sebagai teman, apakah benar-benar menjadi 'teman' atau tidak. Tentang harapan dan tanggung jawab dan semangat dan kehidupan untuk menjalani hidup ini, yang apakah masih mengisi hari-hari yang saya lewati.

Ketakutan ini sering muncul dalam kepala saya. Bukan hanya ketika berulang tahun, tapi kadang dia muncul begitu saja. Rasanya mengerikan berumur panjang dan masih hidup jika kamu nggak benar-benar hidup serta seorang diri.

Kadang saya nggak punya keyakinan diri untuk menjawab semua pertanyaan dalam kepala saya itu. Untungnya, sampai usia saya saat ini, Tuhan selalu memberikan saya jawaban yang meyakinkan, lewat orang-orang di sekitar saya.

Semoga saja Kak Tsaki pun demikian. Pasti ada hal-hal yang disesali, tapi semoga bisa selalu melangkah dan percaya pada hari esok. Selamat berulang tahun, Kak! Semoga selalu berada dalam limpahan kasih sayang-Nya. ;)

Wardah
@bungaoktober_
https://twitter.com/bungaoktober_/status/719813273139294208
Mizuky said…
Nama : Dera Devalina
Twitter : @deradevalina
Link : https://twitter.com/deradevalina/status/719863836279468037

"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"
Kapan dapet jodoh… ngejomblo muluk… umur makin nambah.. hehehe.. ngak deh.. :D
Oke serius.. kalo renungan pertama saat bertambah usai, Apa yang sudah aku berikan kepada keluargaku ? ya.. apa yang udah aku berikan, apakah aku udah membahagiakan mereka, apakah aku udah meringankan beban mereka, membuat mereka bangga.. mungkin setiap pikiran orang tua melihat anaknya bahagia adalah kebahagiaan mereka, tapi apakah kita tidak harus membahagiakan mereka? Kalau kita sudah besar maksudnya udah bertambah tua harusnya kita bisa berfikir, untuk bisa membahagiakan mereka dengan cara dari diri sendiri memiliki kemauan untuk mematangkan pikiran kita, dan juga lebih mandiri dalam sikap,lebih sadar diri, lebih bisa mengontrol emosi, lebih bisa membedakan mana yang baik dan buruk, dan yang pasti lebih giat lagi beribadah hal itu yang penting, terkadang itu yang paling sulit makanya hal itulah yang harus kita rubah pertama kali, barulah kita bisa berusaha untuk membahagiakan orang tua kita, kalo aku berusaha tidak merepotkan orang tuaku dan tidak membuat orang tuaku kecewa dan dan menjadikan keluarga sebagai prioritas untuk ku…
Unknown said…
Hai, kak Tsaki! Izin ikutan, ya.

Sejatinya, pertambahan usia itu terjadi tiap harinya, kan? Hanya saja, satu tahun yang dijadikan titik acuan usia itu berganti.

Dari dulu, yang selalu aku renungin adalah waktu.

Yang jadi renungan wajib saat pergantian usia, "bertambahnya usia = berkurangnya jatah hidup dari Tuhan." Memang gak ada orang yang tau, kapan waktu habisnya. Hanya yang kita tau, jatah-Nya semakin berkurang seiring waktu. Dari hal itu, aku belajar mencoba menghargai waktu.

Ada lagi, masih tentang waktu. Bedanya, belakangan ini cukup sering kurenungkan tiap harinya. Ngerasain nggak sih, kalo seiring bertambahnya usia, waktu seakan berlalu lebih cepat? Aku sih iya. Seringkali pertanyaan retoris memenuhi pikiranku. "Eh besok udah 16 tahun, nih? Padahal kan baru kemarin diucapin selamat ultah!"

Padahal logisnya, waktu akan terasa lebih cepat ketika kita bahagia, benar? Kontras dengan semakin bertambahnya usia, yang berarti semakin bertambah juga tanggung jawabnya.

Awalnya, aku pikir hanya aku yang merasa demikian. Tapi setelah beberapa temanku bilang, "Loh kan kemaren baru ikut MOS, kenapa sekarang udah mau naik kelas aja?" Nah, dari sana aku mulai memikirkan lagi setahun belakangan.

Aku punya beberapa hipotase, sih. Iya, itu hasil dari renunganku. Akan banyak kalau dipaparkan disini. Tapi ada satu yang menarik; semakin bertambahnya usia, semakin sedikit presentase setahun dalam hidup kita. Apalagi sebulan, sehari, atau yang lain. Misal kamu umur 5 tahun. Maka setahun dalam hidupmu = 1/5. Tetapi jika kamu berumur 35 tahun. Maka setahun dalam hidupmu = 1/35. Lebih kecil kan presentasenya? Dan yah, menurutku ini juga berkaitan dengan waktu bertambahnya usia yang terasa seakan lebih cepat. Nah, dari renungan yang satu ini aku belajar; Life moves quickly. Jangan terlalu stuck di memori lama. Jangan terlalu banyak juga bermimpi. Yang kita harus kerjakan adalah yang ada saat ini.

Oke, terimakasih kesempatannya, Kak. ^^
sifa fauziah said…
This comment has been removed by the author.
sifa fauziah said…
yang gue renungin saat bertambah usia adalah cita-cita gue yang pengin ke Verona, kedengeran asing mungkin, biarinlah, gue yakin setiap orang punya tujuan hidup masing-masing. Gue pengin ke Rumah Juliet, berhubung gue suka nulis, gue pengin banget nulis cerita sedih gue di kertas, kemudian gue tempel di tembok juliet.
Gue juga suka mikir, kok gue masih gini aja, katakanlah masih susah move on, udah hampir 5 tahun. people always ask, "do you still like him? honestly, i do not really know, there's just something about him that i can't let go"
kiranya gitulah, gue pun gangerti apa alasannya, jelas setelah gue putus, langsung putus kontak, gue gaktau kabar dia, bahkan saat coba inget mukanya pun gabisa. Gue heran, kalau alasannya karena wajah, fisik. Jelas enggak, karena untuk ngeliat foto dia aja adalah hal pertama yang gue hindarin selama ini. Terlebih setelah putus dari gue--saat dia mulai masuk SMA--nyatanya dia punya pacar. Kalau alasannya karena kenangan, gak juga. Karena hubungan kamipun berjalan cuma 6 bulan, bisa diitung berapa kali kita 'ngebuat kenangan'.
Meski gue udah coba berkali-kali move on, tetep aja sesuatu selalu membawa gue balik lagi ke dia, entah dari lagu yang dulu sering kami bicarain, jalanan yang pernah kami lewati, hal-hal kecil yang sialnya berpengaruh itu.
Ibarat lagu, Back To You-nya John Mayer pas banget buat gue. Gue akuin usaha gue untuk ngejauh dan biarin hidup masing-masing cukup berguna, banyak perubahan yang gue rasain dari tahun ke tahun. Lama-lama gue sadar, jalanin aja, gue coba untuk rela. Naif, tapi harus.
Gue gak pernah nutup kemungkinan cowok-cowok yang coba deketin gue, tapi itu gak ngerubah banyak. Selalu ada celah bagi dia untuk masuk ke pikiran gue. Lucunya, gue seperti udah tau kedepannya pada tiap hubungan yang gue jalanin setelah putus dari dia. Seperti gue mikir "ini gak akan kemana-mana" Alhasil gue berhenti di tengah2, gue ngejauh sebelum akhirnya gue jadi orang super jahat, atau mungkin sebenernya udah. Tragisnya, seperti udah mau ngejauh dari awal, gue seringkali berdalih 'gue belum bisa. gue belum sepenuhnya move on.' yang meski gak sepenuhnya salah, tapi itu gue lakuin pun karena gue gak suka sama cowok itu. Entahlah, mereka gak ngerti. Gue pun gamau begitu.
Jujur aja gue pengin temenan aja sama dia, gue mikir mungkin karena jalanin sendiri-sendiri beginilah yang bikin gue ngerasa ada yang belum tuntas. Ada sesuatu dari kami yang masing-masing harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali menjadi liar di benak gue.
Ngomongin soal bertambahnya usia, gue itu seperti lagu Stop This Train-nya John Mayer. yeah John lagi. "Quarter Life Crisis" yang biasa dialami orang-orang yang mengalami masa transisi dari remaja menjadi manusia mapan, yang terkadang dilalui dengan rasa percaya diri yang kurang, merasa belum siap untuk meninggalkan masa muda yang menyenangkan, untuk kemudian menjalani kehidupan yang lebih teratur dan penuh tanggung jawab.
Asep Nanang said…
Pertambahan usia memang identik dengan perenungan dan refleksi diri. Mengingat kembali kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat serta meninjau mimpi-mimpi yang ingin diraih adalah suatu perbuatan yang wajar dilakukan oleh seseorang dalam renungannya. Berbagai hal terlintas dalam pikiran manusia ketika ia merenung, dan pikiran yang selalu menggelayut dalam otak saya dalam pertambahan usia adalah tentang kebermanfaatan saya bagi sesama manusia. Sudah membanggakankah saya bagi orangtua? Bergunakah saya bagi masyarakat? Serta jika saya tiada akankah ada yang kehilangan? Kebermanfaatan merupakan hal mendasar yang seringkali hadir dalam lamunan saya kala bertambahnya usia. Sebab tanpa adanya pertambahan manfaat dari diri saya kehidupan ini terasa hampa dan tanpa makna.
Unknown said…
Yang selalu aku renungkan itu malah jadi pertanyaan yg kadang menekanku. Seperti:

1. Apa aku termasuk hamba Allah yang terlaknat? Mengingat kehidupanku yang sepertinya tidak bertambah baik setiap tahun tapi malah memburuk.

2. Apa aku akan lebih bahagia? Mengingat usia yang bertambah, tuntutan tanggungjawab dan beban hidup yang semakin besar jadi butuh penyelesaian yang baik.

3. Kapan ya aku bisa lebih ngebahagiain ortu? Tahun kemarin dan kemariin kemariinnya aku nggak punya prestasi yang bagus banget.

4. Apa cita-citaku akan lekas tersampai? Gimana caranya?

5. Tahun lalu sikap dan sifatku masih buruk. Aku harus memperbaiki tahun ini.

6. Apa project baru di umur baru ini? Mana dulu yang harus aku penuhi? Gimana sama naskah novel yang dari dulu nggak kelar-kelar?

7. Aku masih dibawah 20tahun jadi aku merenung "Kira-kira olahraga apa yang bisa cepat nambah tinggi badan? Aku cuma punya sedikit tahun sebelum tinggi badanku stuck."

8. Besok bakal dapet kejutan apa dari teman? Aku harus merespon gimana? Aku kan nggak suka ultah, soalnya ultah itu menuju kematian. *horor* 😨 ini versi remaja.

Kalau anak-anak aku merenungnya: Ibu bakal buatin aku nasi kuning nggak ya? Pengin sama kayak teman-teman yang selalu ngadain pesta dapet kado banyak.

9. Punya cukup duit nggak ya buat traktiran kalau tiba-tiba ditagih? 😂

10. Gimana hidupku kedepannya?

Yeay! Itu dia top ten questions yang selalu aku renungkan di tahun-tahun terakhir ini. Kalau yang dari dulu kecil sampai sekarang itu yang nomer 8. Yang lain baru 6/7 tahunan ini aku pikirkan.

Terima kasih Giveaway-nya
Unknown said…
Bismillah

Syarat 1 : DONE (Heni Susanti)
Syarat 2 : DONE (@hensus91)
Syarat 3 : DONE (https://twitter.com/hensus91/status/719907975951884288 dan https://twitter.com/hensus91/status/720045411289796608)

Jawaban :

“Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?”

Jawabanku jaman ABG : Semakin dekat ke-usia 17 tahun. Semakin dekat untuk bisa dianggap dewasa karena punya KTP. :D
Jawabanku jaman 17 – 19 tahun : Kapan bisa kerja dan punya penghasilan sendiri. Mau lepas dari bergantung pada orang tua untuk uang saku. Mau meringankan beban ekonomi mereka.
Jawaban jaman 20 tahun – sekarang : Masa lalu dan masa depan. Apa yang telah kualami. Mohon ampun untuk kesalahan dan bersyukur untuk setiap kebahagiaan. Apa yang akan kualami. Bagaimana caranya aku menyejahterakan orang tua, membahagiakan mereka dan memenuhi harapan mereka yang belum mampu kuwujudkan. Bagaimana masa depanku. Apa yang harus kulakukan untuk mencerahkan masa depanku. Dan pastinya, kapan Mas Jodoh datang meminangku. 
Demikian.
Terima kasih kesempatannya.
NB : Aku ulang tahun tanggal 15 April besok (Anda kapan?) dan pertanyaan ini membuatku merenung lebih awal dan lebih lama karena pasti akan terus terngiang sampai malam pergantian hari nanti. Biasanya aku cuma merenung setelah lewat jam 12 malam sampai menjelang lelap. :D
Terakhir, SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK KITA BERDUA. Mari selalu berbahagia ya ;)
Unknown said…
Menurut ku hanya untuk merenung soal kehidupan nggak harus nunggu bertambah usia hehe.
Setiap hari entah itu saat makan sampai mau tifur pun pasti ada saja hal yg selalu ku renungkan.
Entah itu soal pekerjaan, gaya hidup, hal" yg menyangkut orang tua, jodoh, hal" yg belum aku capai, kekurangan ku sebagai manusia biasa, sampai akan kayak gimana aku dimasa depan nanti hehe..
Unknown said…
Ketika pertambahan usia, yang aku renungkan adalah kedewasaan atau kemandirian. Setiap pertambahan usia, aku selalu berenung sudahkah aku dewasa? sudahkah aku mandiri? sudahkah aku membahagiakan orabg tua? atau malah menyusahkannya? aku selalu merenungkan itu. Setelah direnungkan aku sadar, meskipun usiaku bertambah, tapi kedewasaanku tetap. Aku masih saja menyusahkan Ortu. dan aku juga merenungkan hal apa yang aku kerjakan selama satu tahun ini? apakah lebih banyak kebaikan atau malah lebih banyak keburukan? selain itu aku juga merenungkan hal apa yang akan aku lakukan untuk kedepannya supaya menjadi lebih baik. Dan yang terakhir merenungkan kematian, kenapa? karena seiring bertambahnya usia, semakain berkuranglah umur kita. Jadi hal diataslah yang aku renungkan ketika pertambahan usia.


Untuk Tsaki yang lagi ultah, HBD ya... semoga menjadi lebih baik.
Putri said…
Aku baru aja bertambah usia 8 April lalu, Kak. Saat bertambah usia, hal-hal yang aku renungkan itu banyak banget, salah satunya adalah goal.
Setiap tahun aku selalu memberi goal tambahan bagi diriku sendiri. Penentuan goal itu kulakukan setiap awal tahun dan pertambahan usia. Untuk tahun 2016 goal utamaku adalah... "Mesmerize Me in 2016." dan untuk ultah 8 April lalu goal utamaku adalah ... "being a super girl".
Maksudku memberi patokan goal baru setiap tahun adalah agar aku tidak stuck dengan mimpiku, menurutku biarlah kita cicil satu persatu dan improve terus kemampuan kita sembari wujudin goal-goal yang numpuk. Kalau pun goal tahun sebelumnya tidak terwujud, goal tersebut tidak dibuang melainkan diperbaiki lagi dan dipermak habis-habisan. Aku pasti membatin, "apa sih yang membuat goal ini nggak terwujud?" Setelah tahu jawabannya, goal itu akan masuk lagi di goal tahun ini bersama goal yang lain. Kalau aku hanya memasukkan goal lama di tahun yang baru, maka yang akan terjadi adalah NGGAK BERKEMBANG, stagnan di satu tempat.
Di saat bertambah usia, kita harus memikirkan apa yang namanya berkembang, bukan cuma tumbuh yang dipikirkan. Kita harus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih dewasa lagi dan lebih plus-plus di hal yang positif lainnya. Bukan cuma usia yang plus-plus, tapi tingkah laku dan pola pikir kita juga harus plus-plus.
Mungkin jawabanku ini biasa dan mainstream banget, tapi emang begitu yang aku renungkan di saat bertambah usia.
Selain merenungkan goal, aku juga merenungkan 'what's wrong with me'. Apa yang salah dengan aku? Apa yang telah kulakukan selama ini? Kesalahan-kesalahan apa yang aku lakuin? Saat usia plus, kesalahan di masa lalu jangan diplus-plus juga. Nggak baik mengulang kesalahan itu.
Saranku, di saat usia bertambah, segera renungkan plan habis-habisan. Beri patokan yang sangat jelas, bukan cuma "aku mau pergi ke Ubud" saja, tapi rencanakan semuanya matang-matang. Misalnya, "aku mau pergi ke Ubud", maka "aku harus nabung 500.000 sebulan". beri tenggat waktu juga agar lebih disiplin. Seperti yang kuberitahu sebelumnya, cara berpikir kita juga harus ikut plus-plus saat usia plus-plus.
Yaaah, kurang lebih seperti itulah yang kulakukan saat bertambah usia. Aku suka banget bahas renungan-renungan gini, semoga aku beruntung di saat aku baru aja bertambah usia begini. Terima kasih untuk giveawaynya, Kak. :))
Putri said…
Happy Birthday, Kak! Hari ini, kan ultahnya? :D
Semoga di saat usia plus-plus, perbuatan baik kita juga ikutan plus-plus :D
siswati said…
@Daisy_skys

"Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?"

Aku merenung dan terdiam tentang apakah yang sudah dan belum kulakukan . Aku semakin dewasa *tua* dan apa saja pencapaian yang telah kumiliki ? Lalu apa saja yang belum bisa kuwujudkan ?

Kadang - kadang aku berdikir soal seperti apa aku . Kenapa aku belum bisa melakukan apapun ? Bagaimana aku beberapa tahun mendatang ? Waktu cepat berlalu ya ,seingatku kemarin aku masih jadi gadis kecil yang suka ngebolang dan lihat aku yang sekarang ? Aku sudah makin dewasa ,aku bisa mengurus diriku dengan baik dan aku juga sudah mulai mengenal cinta . Tapi ketakutan terbesarku adalah menjadi orang dewasa .Rasanya aku belum siap untuk berdiri dengan kakiku dan melawan dunia tanpa fasilitas orang tua . Rasanya aku selalu ingin menjadi anak ibu dan ayah yang polos yang tidak harus berurusan dengan masalah orang dewasa yang runyam .

Tapi menjadi dewasa adalah keharusan jadi mau bagaimana lagi ? Hal yang paling kukhawatirkan ketika bertambahnya usiaku adalah orang tuaku ,mereka semakin menua dan aku juga berpikir tentang berkurangnya umurku .Tahun ini aku ulang tahun Tuhan ,Tahun depan apa masih ada waktu yang tersisa untukku merayakannya lagi seperti tahun - tahun sebelumnya ? Dan bagaimana dengan aku yang lalu dan aku yang akan datang ?

Ibu selamanya aku adalah bayi kecilmu .Ayah kau adalah pria yang tidak akan meninggalkanku dan mencintaiku mati - matian .Hal yang kubenci dari bertambahnya usiaku adalah kalian juga akan menua .Padahal banyak hal yang belum kulakukan untuk kalian .Ayah ,Ibu akubakan sukses dan tidak membuat kalian susah lagi karena aku sudah dewasa sekarang .Bagiku tidak ada Klimaks dari sebuah pencapaian . Maka aku akan terus berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya .





Met Ultah Kak ! Semoga dengan bertambahnya usiamu menjadi pribadi yang lebih baik .

Btw aku suka sekali pertanyaan GA -nya .Jadi baper soalnya hahaha


Unknown said…
Ketika usia bertambah, pasti yang pertama kali terucap di mulut dan di dalam hati pasti rasa syukur kepada Sang Pencipta. Nah, saat bersyukur itulah, pasti dibarengi renungan. Kalau menjawab pertanyaan "Apa yang selalu kamu renungkan saat bertambah usia?", jawabannya banyak.

Tapi yang terbesit pertama kali, yang saya renungkan pasti hubungan diri saya sendiri dengan Sang Pencipta.

Saya selalu bertanya kepada diri saya sendiri saat usia bertambah, sudah dekat kah saya dengan Tuhan? Apakah saya semakin jauh dengan Tuhan? Apakah Tuhan memberi saya hidup sampai di usia sekarang itu untuk memberi teguran karena saya telah jauh dari-Nya sehingga saya harus memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan? atau malah Tuhan sayang dengan saya, makanya masih diberikan hidup supaya lebih banyak berbuat kebaikan. Entahlah.

Merenung di saat bertambahnya usia merupakan bagian instropeksi saya supaya ke depannya lebih baik lagi. Tentu saja juga supaya kehidupan yang sudah dikasih oleh Tuhan untuk saya menjadi lebih berharga, lebih berarti bagi diri saya sendiri dan juga orang lain. Karena, dengan bertambahnya usia, berarti jatah hidup di dunia semakin berkurang.

Oiya, happy birthday ya kak Tsaki Daruchi atau kak Utha. Moga makin baik ke depannya. Makin kece & sukses sebagai penulis dan editor. *Ditunggu karya novel selanjutnya ya. Tulisan-tulisan di blog, dibukukan ya secepatnya.* *wink* (pemaksaan)
Unknown said…
Eh ada yang kelupaan. hehehe :D

Link share : http://bit.ly/23uiXy8
Unknown said…
Amanda S. / @mndshl / amanda.cheila(@)yahoo(.)com
https://mobile.twitter.com/mndshl/status/720261385779675137

Klise sih, kak; "kamu sudah umur sekian kok masih gini-gini aja?"

Seringnya, seiring bertambah umur aku secara nggak sadar merasa malu sendiri karena sudah dewasa tapi belum meraih sesuatu yang membanggakan. Nggak usah orang tua atau negara, membanggakan diri sendiri aja belum pernah. Temen-temen lain? Ada yang sudah menikah, sudah punya anak, sekolah di luar negeri, bahkan ada yang sudah sukses dengan restauran yg dibangun sendiri. Nah daku di sini masih aja bergelut dengan pekerjaan ala kadarnya, belum bisa nabung karena gaji cuman lewat aja, baca buku pagi-siang-sore dan sibuk sendiri di sosial media. Kok rasanya nggak maju ke depan, ya? Diem aja di tempat? Itu yang selalu aku renungkan pertama kali saat aku bertambah umur.

Tapi kemudian aku perhatikan lagi, tahun ini aku lebih langsing kok dari tahun lalu. Tahun ini aku juga sudah dapet kerja, tahun lalu masih sibuk lamar sana-sini, tahun lalu aku pun belum menang signed paperback-nya Kristen Ashley. Jalan hidup orang beda-beda memang. Ada yang pelan dan santai dan ada yang lari secepat kilat. Mungkin kalo in my case, aku ini ngesot kali, ya. Yah, nggak apa lah, yg penting maju walaupun pelan. Tinggal tugas diri sendiri buat memaksa badan biar jalan lebih cepat.

Selamat ulang tahun kak, maaf baru ngucapin secara baru aja "kenal". Semoga kakak nggak pernah mempertanyakan kecepatan hidup kakak, karena in the end mau pelan atau cepat, yang penting kan sampai dengan selamat dan penuh kebanggaan. Wish you all the happiness! :)
Rini Cipta Rahayu
@rinicipta

Saat bertambah usia, yang biasanya aku renungkan adalah setiap waktu dan kesempatan yang telah ku lalui. Begitu banyak pembelajaran yang membuatku menjadi lebih 'kaya'. Sudah cukup banyak hal yang aku tau, banyak hal yang telah membuatku menjadi diriku yang sekarang. Biasanya aku akan evaluasi diri, perubahan apa yang telah aku lakukan? Hal positif apa yang telah aku lakukan? Pokoknya segala tentang pencapaian maupun perkembanganku. Memang kadang beberapa nggak tercapai, tapi selanjutnya hal itu harus jadi prioritas utama buat diwujudkan karena kita nggak pernah tau berapa lama waktu kita, berapa banyak kesempatan yang kita miliki. Aku hanya mencoba menjadi versi terbaikku dan berbahagia menjalani hidup.