Pertemuan Pertama & Bintang-Bintang di Sekeliling Kita

Rasa kikuk menjalariku saat pertama kali berhadapan denganmu secara langsung.

Apa yang harus kukatakan? Topik apa yang sebaiknya kulontarkan? Haruskah aku berbasa-basi denganmu?

Kau hanya tersenyum dengan gaya yang terkesan pongah tapi malah menggemaskan di hadapanku. Sikapmu yang demikian justru membuatku rileks, mengingat-ingat bahwa sebelumnya kita pernah bertukar cerita, secara acak, dan tidak pernah habis kalau saja kita masih ingat waktu.

Maka, kita pun bertukar kisah lagi. Membuat momen yang tampaknya langka ini dengan sebaik-baiknya karena kita berdua sama-sama tahu pertemuan selanjutnya masih belum pasti.

Kau mungkin tahu bagaimana aku merasa nyaman ketika kita berdekapan. Aku pun takjub bagaimana sihir kata milikku dan jampi kata milikmu saling berkelindan dan menjadi susunan konstelasi acak yang mengisi ruang-ruang percakapan.

"Kita ini sempurna, ya," gumammu, mengartikan bagaimana obrolan kita mengalir ke sana kemari tanpa batas dengan apa adanya. Aku hanya tersenyum tipis karena tidak tahu harus merespons bagaimana. 

Sempurna mungkin merupakan kata superlatif yang terlalu agung. Namun, ketidaksempurnaan antara kau dan aku, rasanya memang sempurna. Setidaknya, bagiku.


Sumber gambar: @tsaputrasakti


Tidak sampai di situ, kita juga berusaha memahami duka masing-masing meski hanya secuil. Kita pun menyusun skenario yang mungkin terjadi ke depannya. 

Kata-kata kita yang mengudara seolah awan-awan panas yang menggumpal dan berubah menjadi bintang. Bintang-bintang itu menghunjamku, membuat sesuatu yang tidak kupahami itu apa di benakku membakar.

Namun, sentuhan dan dekapanmu membuat sesuatu di dalam diriku itu menjinak, membuatnya lebih tenang. 

Rasa cukup. Itu yang bisa kupastikan saat bersamamu.

Mungkin yang kaupahami sekadar kata nyaman yang terlontar saat kau berada di sisiku. Namun, rasa cukup yang sebenarnya lebih tepat mewakili perasaanku terhadapmu.

Bukannya aku terbutakan mulhamah, tapi kita akan bertemu lagi, secepatnya.

Secepatnya, kau dan aku.

Seperti bintang-bintang di sekililing kita saat kita bersama, akan kuserahkan bintang-bintangku padamu agar terjadi supernova.

Post a Comment

0 Comments