Ini kisah cinta pertama.
Cinta yang polos dan meragu,
menjebakmu dalam momen katakan-tidak-katakan-tidak,
membuatmu bertanya, “Apakah rasa ini akan sepadan dengan hasilnya?”
[Daisy]
Aku telah jatuh cinta. Untuk kali pertama.
Cinta yang membuat harapku terbang ke angkasa.
Namun...
Akankah dia menyadari hadirku kala aku sendiri ingin bersembunyi, dari tubuh remaja tujuh belas tahun yang tak tumbuh sebagaimana remaja lainnya?
[Alan]
Tidak semua laki-laki sama, yakinku.
Tetapi... Mengapa...
Semakin aku mencoba, semakin jalan terasa berselisih?
[Ve]
Aku sudah tahu betapa cinta hanya bisa menyisakan luka.
Luka dan rahasia.
Rahasia yang bahkan kepada sang penulis kusampaikan,
“Tolong jangan beri tahu Alan dan Daisy. Juga pembacamu.”
Ini kisah cinta pertama...
yang membuat hati kecilmu selalu bertanya,
“Apakah cerita ini bisa membawa bahagia?”
I Love You by Alvi Syahrin
Gagas Media, 323 halaman
***
Saat Gagas Media mengumumkan akan adanya seri LOVE CYCLE, aku nggak terlalu antusias. Tapi saat Alvi Syahrin memposting cuplikan bab pertamanya di Goodreads, aku penasaran. Gaya bercerita dengan sudut pandang orang pertama yang cukup appealing. Setelah itu, aku pun memasukkan novel tersebut di daftar buku yang harus dibaca.
Dan ternyata aku menyukai novel ini.
Daisy Yazawa memiliki kelainan pada kromosomnya, sehingga pubertas telat datang. Hal yang selalu gadis itu pertanyakan adalah payudaranya yang nggak tumbuh dan menstruasinya yang nggak kunjung datang. Lalu ia jatuh cinta pada seorang mahasiswa yang begitu jauh dari jangkauan. Apa mungkin ia bisa “dilihat”? Toh ia mulai terbiasa tenggelam dalam sosialisasi. Apa yang bisa Daisy harapkan dari dirinya sendiri? Tapi akhirnya ia memutuskan untuk lebih berani…
Sementara itu, mahasiswa Teknologi Informatika bernama Alan Atmadjaya mengetahui perasaan yang selalu mengganggunya sejak lama. Perasaan itu kerap muncul tatkala melihat perempuan itu. Perempuan dengan kekurangan yang membuat Al merasa perempuan itu sempurna. Namun, bagaimana caranya Al untuk menembus dinding kokoh yang selalu membuatnya berjarak dengan perempuan itu? Sampai suatu ketika Al mengetahui apa yang perempuan itu sembunyikan.
Berbeda dengan Daisy dan Al, Violetta menyembunyikan rapat-rapat masa lalunya. Membuat jarak terhadap siapa pun laki-laki yang mendekatinya. Tapi perempuan itu nggak pernah tahu bahwa sebenarnya cinta bisa mengikis tembok pertahanan yang ia buat. Sampai ia benar-benar sadar, bahwa nggak kebanyakan laki-laki sama dengan laki-laki yang pernah menghancurkannya.
Aku cukup menikmati cerita ini. Aku tahu kecanggungan Al. Saya mengerti kenapa Daisy begitu kekanakan. Juga paham mengapa Ve menutup diri.
Sedikit catatan, rasanya ada beberapa bagian dalam novel ini yang terasa kasar. Tapi, untunglah novel ini diramu dengan baik. Juga terdapat pertanyaan mengganjal yang nggak terjawab.
Awalnya, aku kira ini novel yang cenderung coming of age, terlebih saat membaca cuplikan bab pertama. Tapi ternyata lebih cocok young adult karena anak kuliahan dan lebih “berat”.
Untuk Alvi Syahrin, ini pertama kali aku membaca novelnya. Rasanya penulis bisa berkembang dengan keinginan yang dipaparkannya di “Surat dari Penulis”.
Terus berkarya, Alvi.
2 Comments