[17] To All The Boys I've Loved Before by Jenny Han



Lara Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.

Surat-surat itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai—totalnya ada lima pucuk surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya untuk dirinya sendiri.

Sampai suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan—entah oleh siapa.
Saat itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak terkendali. Kekacauan itu melibatkan melibatkan semua cowok yang pernah ia tulis di surat cintanya—termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok terkeren di sekolah.

To All The Boys I’ve Loved Before, Jenny Han
Penerbit Spring

***

I did make a high expectation for this novel. Apalagi lihat review di Goodreads tatkala Penerbit Spring menerjemahkannya. Desain sampulnya juga appealing abis, meskipun jadinya harus baca novel ini di kamar aja, nggak boleh di tempat umum karena terlalu girly, hehe.

Novel ini, sebagaimana ditulis di blurb, mengisahkan tentang Lara Jean. Dia memiliki kakak perempuan, Margo, dan adik perempuan Kitty. Konflik yang terjadi memang disebabkan karena surat-surat yang ditulis oleh Lara Jean itu benar-benar “terkirim”, padahal perempuan itu menulis hanya untuk menumpahkan segala kekalutan hatinya aja. Writing for healing, mungkin begitu. Tapi toh Lara Jean juga tidak tahu bakal seperti itu kejadiannya.

Kalau bisa dibilang, novel ini remaja banget dan bisa dibilang light reading material. Aku pun sudah tahu bakalan kayak begini, jadi beli mumpung diskon 40% di salah satu online bookstore, hehe. Lagi kepingin baca romance juga.

Tapi sayangnya pace-nya terlalu lamban. Sampai sekian bab, aku kok merasa belum menemukan trigger akan konflik dari novel ini. Aku pun bersabar. Untunglah kesabaranku berbuah manis, karena ceritanya juga cukup manis. Selain itu, sebenarnya interaksi Lara Jean yang diombang-ambing ketidakpastian dan keragu-raguanlah yang membuat aku betah membaca. Dan yang aku suka, seenggaknya novel ini menggambarkan kehidupan keluarga Amerika-Korea—meski nggak terlalu detail. Untuk karakternya sendiri, aku nggak terlalu suka Lara Jean. Saya lebih suka Kitty—juga Margo.

Untuk ending, memang agak kesal sih dibuat menggantung begitu. Tapi ya, bakalan tetap menunggu deh meski nggak terlalu antusias. Yeah, maybe I am the contrary one.  Just 2.5 stars for me.

Post a Comment

2 Comments

Orinthia Lee said…
Hihi... memang ciri khas tulisannya Jenny Han lambat kayak nggak ada konflik yang gimana gitu, Tha. xD
Bacanya harus santai mengikuti alurnya.
Bukan seleraku deh, Mbak. Hihi. Tapi tetep bagus tulisannya dia. Terjemahannya agak kasar, ya.