Aku menatapnya masuk ke rumah sambil tersenyum. Saat aku mendengar bunyi pintu berdentum, aku berbalik dan mulai melangkah menuju rumahku.
Baru saja bersamanya seharian ini, kerinduan menerkamku. Aku berjalan lambat-lambat, entah kenapa enggan pulang cepat-cepat karena perasaan aneh itu. Kurapatkan jaket karena udara begitu dingin sehabis hujan.
Kenapa ribang itu hadir padahal baru saja aku bertemu dengannya?
Bahkan, bisa kukatakan aku kerap bertemu dengannya. Tiap hari dalam seminggu, aku berjumpa dengannya. Namun, seringnya frekuensiku justru membuatku takut.
Harus kauketahui bahwa aku tidak bercanda saat berkata dia adalah cinta yang selalu kuhindari. Karena seperti inilah jadinya: kerinduan yang begitu asing padanya terasa aneh.