[21] The Lunch Reunion by Tria Barmawi
Banyak yang telah berubah. Mereka sekarang telah berkeluarga dan bekerja di tempat berlainan, tetapi Xixi, Keisha, Tia, dan Arimbi tetap menjadi sahabat setia. Sayangnya, Vinka menghilang entah ke mana.
Banyak yang tak terduga dalam kehidupan mereka. Yang paling ingin memiliki anak tak kunjung hamil, yang bertekad tidak mau hamil malah hamil. Xixi stres dengan peran barunya di rumah, Keisha stres dengan perubahan hormonnya, Tia cuek dengan penampilannya, dan Arimbi yang banyak diam akhirnya meledak juga. Lalu muncul Kasih Kinanti, membawa berita yang membuat Keisha semakin uring-uringan.
Persahabatan mereka kembali terancam. Setelah Vinka, akankah Keisha menjadi yang berikutnya yang meninggalkan sahabat-sahabatnya?
The Lunch Reunion, Tria Barmawi
Gramedia Pustaka Utama, 272 halaman
***
Ya, ini adalah novel lanjutan The Lunch Gossip. Masih menceritakan tentang persahabatan mereka. Jika novel sebelumnya begitu sarat dengan dunia karier yang penuh intrik, novel ini menyuguhkan cerita tentang perempuan-perempuan hebat yang mengalami kehidupan rumah tangga.
Well, novel ini menceritakan bagaimana mereka berperan sebagai istri. Juga peran mereka sebagai sahabat, peran mereka sebagai ibu rumah tangga, juga peran mereka sebagai ibu! Dan jangan lupa, peran mereka sebagai sahabat!
Meskipun novel ini lebih “ibu-ibu” banget dengan problematika yang dihadapinya, saya lebih suka novel ini. Mungkin karena novel ini ditulis dengan PoV 1 bergantian sehingga feel-nya lebih terasa.
Xixi dam Arven sedang menantikan kelahiran anak keduanya, bahkan Xixi sedang berpikir untuk mengorbankan sesuatu yang berharga demi menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Ada juga Tia yang menikah dengan Rimba dan sedang mengandung buah cinta mereka. Sedangkan Keisha yang meledak-ledak akhirnya menjadi istri seorang Paul yang menurutnya adalah Xixi versi cowok. Lalu Arimbi yang menikah dengan pria bernama Fariz. Bahkan, “sahabat mereka yang lama” juga turut meriahkan novel ini.
Banyak hal-hal tak terduga dalam kehidupan mereka. Yang paling ingin memiliki anak tak kunjung hamil, yang bertekad tidak mau hamil malah hamil. Intinya, titik berat konflik novel ini sebenarnya ada pada diri mereka masing-masing—yang nantinya juga bersinggungan. Novel ini juga menggambarkan bahwa menjadi seorang ibu adalah hal yang tidak mudah.
Novel yang bagus buat saya pribadi.
Jadi, kesimpulannya sama dengan novel The Lunch Gossip: saya penasaran dengan novel-novel Tria Barmawi.
Comments
Post a Comment