Sebagai siswa Korea di sekolah menengah Jepang, Sugihara harus membela diri terhadap semua jenis perisakan. Namun, dia tidak bisa mempersiapkan diri untuk merasakan sakit hati ketika jatuh cinta pada gadis Jepang bernama Sakurai. Ketertarikan mereka akan musik klasik dan film asing membuat mereka semakin dekat.
Sugihara tak pernah mengungkapkan pada Sakurai bahwa dia bukan orang Jepang. Mengungkap identitas berarti membuat tebing diskriminasi—bahkan terhadap Sakurai.
Mampukah Sugihara berkata mengenai identitas dirinya kepada Sakurai? Lantas, apa yang dia inginkan terhadap hidup ini? Dan... ke mana dia ingin pergi berikutnya?
Go, Kazuki Kaneshiro
Gramedia Pustaka Utama, 248 halaman
ISBN13 9786020613833
* * *
Perkenalanku dengan novel ini adalah karena iseng kepingin baca buku young adult Jepang. Lalu iseng cari-cari. Dan kepincut sama judulnya yang simpel banget.
Go.
Maksudnya apa sih?
Apakah permainan go yang di Jepang itu?
Apakah go yang dalam bahasa Jepang artinya "bahasa"?
Atau memang judulnya adalah go dalam arti pergi?
Aku pun mulai membaca. Tentu aja diawali dengan baca novel bahasa Inggris-nya. Maklum, aku nggak bisa bahasa Jepang. Terus kepincut dan suka. Tapi memang, ada beberapa frase yang aku bingung. Begitu pula anekdot yang nggak kupahami.
Tapi tetap aja, nggak memungkiri kalau ini salah satu novel remaja favoritku karena memberikan aftertaste yang nyesss gitu. Jadi, aku pun meminta agar novel ini rights-nya dibeli. Dan dikabulkan dong.
Setelah itu, aku baca versi terjemahannya deh. Suka banget karena banyak istilah yang dijabarin dengan cermat. Dan aku rasanya mau berterima kasih sama Tante Alicia Lidwina yang sudah mengngubek-ngubek kosakata bahasa Jepang yang biasanya diterjemahkan dalam bahasa Inggris dijewantahkan lagi ke bahasa Indonesia. Lo memang jawara, Tante! HAHAHA.
Terus, kenapa aku pengin banget novel ini diterjemahkan?
Tentu karena aku suka banget sama ceritanya. Aku cukup surprised dengan tema diskriminasi berlatar Jepang ini. Dari novel ini, aku dapet pengetahuan lagi.
Di novel ini aku bisa tahu sejarah dan alasan kenapa ada diskriminasi orang Korea Selatan di Jepang. Sedikit sejarah juga dibahas. Bagaimana seseorang bisa gonta-ganti kewarganegaraan.
Bukan cuma itu, aku juga suka dengan karakter-karakter dalam novel ini: Sugihara, Sakurai, Jeoung-il... ayahnya Sugihara, semuanya...! Tapi yang paling menarik tentu karakter Sugihara yang berandalan. Yang benci banget dirisak. Kalo dia dirisak, bales! Hahaha. Suka juga jalinan persahabatan Sugihara dengan Jeong-il. Suka kisah cintanya dengan Sakurai (meski ending-nya huft banget haha).
Selain itu nuansa yang diberikan entah kenapa agak berbeda dengan novel-novel terjemahan Jepang lainnya. Hmm... lebih apa ya. Biasanya kan kalo baca novel terjemahan bahasa Jepang tuh agak dingin gimanaaa gitu. Dan ada nuansa tenang. Nah, ini lebih menggebu, meski atmosfer Tokyo-nya juga berasa banget.
Kayak yang Sugihara bilang, sebenernya buat apa sih diskriminasi itu ada? Bahkan Sugihara mencerocos tentang DNA.
Novel ini sama menariknya dengan novel besutan Melina Marchetta. Dan kayaknya aku pengin baca novel-novel YA Jepang yang oke lagi. Yang temanya anti-mainstream!
By the way, baca sendiri biar paham makna "GO" dalam novel ini!
3 Comments