[67] Confessions (告白): Dendam Kesumat yang Memeluk Hubungan Ibu dan Anak

Judul Asli / Judul Terjemahan 
告白 (Kokuhaku) / Confessions

Penulis
Minato Kanae




 Penerjemah: Clara Canceriana, Andry Setiawan
 Penyunting: Prisca Primasari
 Penyelaras Aksara: Titish A.K.
 Ilustrasi Sampul: Pola
 Penerbit Haru, 300 halaman 
 ISBN13 9786025385889





Moriguchi Yuko adalah seorang guru SMP. Saat anaknya berusia 4 tahun ditemukan meninggal, semua orang mengira itu cuma kecelakaan nahas.

Akan tetapi Moriguchi yakin anaknya dibunuh oleh dua dari anak didiknya. Karena itu, dia tidak akan membiarkan kedua anak itu bebas.

Dia ingin membalas dendam, dan balas dendam yang dia lakukan itu hanyalah awal dari sebuah mimpi buruk....


* * *


Saat pertama kali melihat materi promo novel ini di media sosial, aku langsung tertarik. Aku berencana membelinya di toko buku aja karena pengalaman nggak bagus selama urusan pre-order pada penerbit ini. Tapi karena teman kasih tahu dia ikutan, entah kenapa impulsif ikutan special offer-nya. Halah, dasar manusia impulsif!

Kembali ke novel ini, udah diceritakan bahwa novel ini pernah dibikin filmnya. Aku sendiri lupa-lupa ingat apakah pernah menonton novel ini. Kalaupun pernah, ya nggak masalah karena aku suka terjemahan penerbit ini (tentu harus objektif). Lalu setelah membaca beberapa halaman, saat dibuka mengenai seorang guru bernama Moriguchi yang sedang bermonolog (atau berceramah?) di dalam kelas mengenai pembunuhan anaknya saat milk time, aku pun sadar aku sudah pernah nonton filmnya!




Ya, ceritanya dimulai dengan seorang guru bernama Moriguchi Yuko yang berpamitan pada para muridnya karena berhenti menjadi guru. Alasan utamanya adalah karena kasus yang terjadi beberapa waktu lalu, saat anaknya meninggal karena tenggelam di dalam kolam renang sekolah. Saat berpamitan itulah Moriguchi mengatakan sebuah fakta bahwa anaknya bukan tenggelam karena kecelakaan, melainkan sengaja dibunuh oleh dua murid di kelasnya.



Semua kejadian setelah kepergian Moriguchi menjadi awan hitam untuk kehidupan dua murid yang membunuh anaknya itu: murid A dan murid B; Shuya-kun dan Nao-kun. Padahal, hukuman yang Moriguchi Sensei berikan udah cukup "gila" untuk remaja seperti mereka. Shuya-kun tetap bersekolah setelah pemaparan Moriguchi, tapi nasibnya sungguh sial: dia selalu jadi bahan risak para murid lainnya. Sementara itu, Nao-kun malah nggak bersekolah dengan alasan masuk angin. Lucu juga sih pemilihan kata terjemahannya alias masuk angin yang cuma dipakai di Indonesia ini, hehe.

Tapi ternyata bukan cuma mereka berdua, ada satu murid perempuan, sang ketua kelas, yang juga merasa risi dengan pengakuan dari Moriguchi. Dan setelah itu, semua terjadi begitu cepat. Lapis demi lapis cerita dituturkan dengan gaya bahasa yang enak diikuti. Singkat kata, novel ini amat sangat page turner. Meskipun kebanyakan narasi, narasi tersebut nggak bikin bosan dan mengantuk. Justru bikin mata terbuka dan pengin terus-terusan membaca sampai selesai! Sungguh keren Minato Kanae ini!


"Rasanya terlalu muluk-muluk untuk berpikir bahwa masyarakat bisa mengembangkan moralitas mereka sendiri tanpa aturan." - halaman 34


Dari segi plot, sejak awal membuka novel kita udah disuguhi konflik yang benar-benar bikin perasaan nggak nyaman. Kenapa Moriguchi setega itu? Kenapa Shuya-kun memiliki otak seperti monster padahal dia masih remaja? Kenapa Nao-kun memilih untuk berdiam di rumah sampai-sampai nyaris didesuskan mengidap hikokomori? Dan apa iya Moriguchi Sensei hanya menghukum mereka berdua sampai di situ?

Baca juga: 

Semua pertanyaan itu bakal dijawab secara perlahan. Nggak terburu-buru. Tiap adegan ada kausalitas. Tiap tindakan ada alasannya. Dan penulis ini amat sangat lihai menutup-nutupinya, lalu membongkarnya secara perlahan.


"Masyarakat biasa yang bodoh itu, menurut saya, akan melupakan apa yang terpenting; mereka akan lupa bahwa mereka sebenarnya tidak punya hak untuk mengadili." - halaman 93 


Setelah selesai membaca novel ini, aku ngerasa hubungan ibu dan anak itu memang cukup rumit. Hubungan yang semestinya kuat, kadang bisa renggang. Kadang seorang ibu nggak selalu tahu apa yang anaknya inginkan, begitu pula sebaliknya. Padahal yang mereka inginkan adalah sama-sama yang terbaik.
Semua jalinan peristiwa yang ada di dalam novel ini semuanya bersumber pada hubungan ibu dan anak. Bagaimana seorang ibu bisa merasakan dendam yang begitu kesumat karena seorang anak. Bagaimana seorang ibu bisa melupakan anaknya. Dan bagaimana seorang ibu bisa salah paham akan keinginan anak. Benang merah cerita ini, segala sesuatu yang menjadi kasus pembunuhan ini, adalah jalinan antara hubungan ibu dan anak...

Aku amat merekomendasikan novel ini untuk dibaca, bahkan buat yang udah pernah nonton film Confessions terlebih dulu. Tetap menyenangkan untuk dibaca, dan tentunya tetap layak dikoleksi!


"Sebenarnya, 'baik' itu apa?" - halaman 176



Post a Comment

0 Comments