Sewaktu Vol 2 Day 1: Penampilan Isyana yang Memuaskan Nggak Berbanding Lurus dengan Teknis Panitia

Ketika lihat beberapa postingan berseliweran di TikTok soal konsep nonton musik ala piknik dan terasa intimate, aku langsung punya keinginan ikut nonton jika terselenggara lagi. Aku pun mengikuti media sosial penyelenggaranya, @sewaktu___. 

Beberapa bulan setelahnya, karena aku menyalakan notifikasi agar tahu saat mereka memposting sesuatu, aku excited karena bakal dibuka lagi. Dan mereka membawa Isyana lagi. Tentu saja aku merasa antusasi. Aku menginginkan tiket Piknik (terbagi 3 kelas: VIP, Piknik, dan Festival). Namun, ternyata aku kalah war dan yang tersisa hanya VIP. 

Berhubung aku punya pengalaman berkesan dengan album Lexicon Isyana (yang buat aku bisa bangkit kala itu), aku tetap menimbang-nimbang karena harganya cukup merogoh kocek. Ini bagiku yah, belum tentu bagi kamu. Setelah yakin meski ada sucil keraguan, aku pun akhirnya membeli tiket tersebut. Yah, mesti hemat karena pengeluaran lagi deh karena bulan ini banyak banget yang harus dibayarkan. Hiks, soalnya aku abis beli tiket konser The Script juga... (T-T)

Ada tambahan yang bikin senang, karena ternyata temanku juga membeli tiket VIP. Wah, ada barengan deh karena lokasinya jauh banget alias di Cakung. Dari Barat ke Timur nih!

Sebelumnya, lewat Instagram Stories, jika pemilik tiket VIP akan mendapatkan sesi Meet & Greet, dan informasinya bakal datang lewat grup WhatsApp. Tapi ternyata grup itu baru dibuat Hari H, ketika pagi. Aku yang mengeset WhatsApp-ku agar lewat persetujuan dulu, telat bergabung dengan grup tersebut (aku baru approve untuk join pukul delapan). Namun, aku bingung kenapa nggak ada pemberitaan apa pun. Oh, mungkinkah aku terlewat? Lalu aku tanya ke temanku, benar saja... ternyata ada chat dari Admin (itu pun nggak detail) soal adanya acara Meet & Greet, dan disarankan sudah ada di lokasi sebelum 15.30 karena acara berlangsung saat itu. 

Ada beberapa pertanyaan dari peserta nonton, tapi Admin-nya late response. Aku mulai merasa nggak enak. Ah, tapi mungkin cuma feeling sekadarnya. Namun, saat di lokasi, aku merasa kebingungan sendiri. Ada antrean di Gate padahal waktu menunjukkan nyaris pukul 15.00. Telatkah acaranya? Aku bertanya bagaimana masuknya, katanya nanti. Bedakah masuknya? Dijawab iya nanti dibedakan. Namun, jujur aja, nggak jelas. Bahkan saat bertanya di grup, sampai hari ini aku tulis blog ini, nggak ada respons.

Sampai akhirnya aku melihat dua pasang orang bertanya, dan diarahkan berbeda. Aku pun ikut bertanya lagi, ternyata bolehlah aku dan temanku masuk. It was weird. Pertama, di lokasi nggak benar-benar ada signage dan panitianya ya udah, begitu aja. Lantas, fungsi grup WhatsApp untuk apa jika informasi teknis sekecil ini nggak sampai ke aku dan peserta lain? Atau mungkin karena aku saja yang kucel dan dekil, nyaris nggak terlihat seperti pembeli tiket VIP? (T-T)

Ketika masuk, aku diberikan camilan, alas piknik, dan drawing kit. Tampaknya aku dan temanku jadi pasangan keempat yang masuk di area VIP. Kemudian datanglah beberapa orang lagi. Namun, sudah ada alas tergelar di depan yang tampaknya memang disediakan panitia untuk "orang-orang penting". Mungkin yang punya tempat? Sponsor? Yah, siapa pun mereka, biasanya memang ada di tiap-tiap konser meski ini lebih ke intimate konsepnya.

Kemudian sampai pukul 15.30, nggak ada tanda-tanda pemberitahuan soal Meet & Greet. Lalu ternyata ketika opening band bernyanyi, sang MC memberitahukan bakalan ada "backstage tour". Lagi-lagi aku bertanya-tanya, apakah ini sama dengan Meet and Greet? Dialihbahasakan jadi nama Backstage Tour? Well, okelah. Tapi sang MC memberitahukan bahwa waktu Backstage Tour mundur daripada yang dijelaskan di grup. Kalau benar demikian, lagi-lagi pembuatan grup WhatsApp jadi nirfungsi.

Kemudian datanglah saat Backstage Tour. Anehnya lagi, urutan Backstage Tour-nya benar-benar acak. Di sampingku, pasangan keempat yang terdiri atas 2 cowok, lebih dulu diajak. Padahal aku dan temanku yang lebih dulu datang. Aku bertanya-tanya, atas dasar apa mereka lebih dulu? Tanpa ada kejelasan urutan, pemberitahuan, aku mulai merasa kecewa. Nama yang berubah pun aku sudah merasa dikecewakan oleh panitia. Bukannya apa, dua arti nama itu punya konteks arti yang jauh berbeda.

Lalu tibalah saat kami dipanggil. Dan ternyata hal mengecewakan terjadi lagi. Ini bukanlah Meet and Greet ataupun Backstage Tour. Ini namanya foto bareng Isyana tanpa interaksi apa pun. Sebelum grup kami mulai, ada fans Isyana yang bisa minta tanda tangan, lalu ada yang selfie. Sementara ketika giliran grup kami, hanya sekadar foto. Alasannya? Waktu sudah mepet untuk Isyana tampil.

Sumber: Dokumentasi pribadi


Well, aku jadi mengingat acara yang mirip yang diselenggarakan oleh kantor lamaku. Penulisku kebetulan adalah YouTuber, dan punya fans. Namun, saat momen seperti ini, aku selalu berusaha membuat mereka nyaman dengan interaksi antara idola dan fans. Bahkan aku rela memfoto mereka, memberikan foto yang sangat banyak dan berusaha mengambil momen saat mereka berpelukan. Karena aku tahu rasanya bertemu dengan idola.

Namun, kali ini aku hanya diam. Sedikit semringah karena Isyana yang cantik dan ramah bahkan menyahut, "Sama-sama," ketika aku berkata terima kasih setelah berfoto.

Penampilan Isyana sangat memukau, terus terang. Belum lagi yang dia nyanyikan adalah album yang benar-benar membuatku jatuh cinta: Lexicon. Sayang, panitia tampak acuh tak acuh. Bahkan aku sangsi guna akan grup WhatsApp. Sedihnya lagi, nggak ada kata-kata maaf. Atau memang wajar-wajar saja ya seperti demikian?

Sudahlah, mungkin aku akan mempertimbangkan lagi jika ingin mengikuti acara Sewaktu jika diselenggarakan di tempat ini. Dan di akhir ada survei. Entah, aku enggan merespons.

Post a Comment

0 Comments