[65] Bad Boy by aliaZalea





Namaku Ziva, tapi baginya, aku adalah Princess. Aku mencintainya sejak umurku delapan belas tahun. Dia cinta pertamaku dan aku cinta pertamanya. Kami soulmate bahkan sebelum kami mengerti arti kata itu. Seharusnya cerita kami berakhir dengan happy ending, namun itu hanya impian belaka. 

Namaku Adam, tapi dia selalu memanggilku dengan nama lain dan aku tidak keberatan, karena dia adalah cinta matiku. Aku tidak bisa hidup tanpanya, tapi sepertinya itulah yang harus kulakukan, karena setelah apa yang aku perbuat, dia bukanlah milikku lagi.


Bad Boy, aliaZalea
ISBN13 9786020628578
336 halaman, Gramedia Pustaka Utama

* * *


Dibandingkan jarak terbit antara buku pertama (Boy Toy) dan buku kedua (The Wanker) yang cukup lama, buku ketiga ini justru jaraknya hanya setahun. Sempat dapat bocoran dari editornya, bahkan naskah ketiga ini drafnya sudah dikirim ketika buku kedua terbit.

Meskipun kecewa dengan Boy Toy, aku cukup menikmati buku The Wanker, yang mana aku ngerasain feel serunya aliaZalea! Jadi, untuk seri ketiga Pentagon yang kali ini menceritakan si misterius Adam pun aku mesti baca.

Yap, kali ini Adam yang bakal jadi karakter utama Bad Boy. Novel ini sendiri menceritakan tentang kisah cinta Adam dan Ziva (pacarnya sejak SMA). Adam si suara falseto yang punya aura paling misterius di antara personel Pentagon pun hatinya bisa krak-krak juga kalo ngomongin cinta, wuanjay~

Adam melakukan skandal yang nggak pernah dia duga sebelumnya. Tiba-tiba dia mendapati dirinya tidur bareng cewek yang totally naked. Dan dia nggak tahu siapa cewek itu. Sementara itu, dia kan udah bertunangan dengan Princess aka Ziva, cewek yang dia cinta sampe mati. Terus, setelah skandal itu gimana dong?


Bad Boy terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah cerita pedekate Adam dan Zivia. Kedatangan Ziva di sekolah Adam buat semua orang tertuju sama cewek ini. Karena dari kalangan berada, semua memanggil Ziva Princess, nggak terkecuali Adam. Adam selalu gangguin Ziva, manggil Princess, sampai akhirnya dia berhasil nyuri ciuman Ziva, baru deh dia nggak gangguin Ziva selama setahun. Bagian pertama ini rasanya TeenLit banget ya. Yha, cukup seru sih, tapi nggak spesial.

Bagian dua merupakan kisah setelah skandal terjadi. Aku ngerasa plotnya muter-muter nggak ketolongan. Bosenin banget, beda kayak The Wanker. Jujur aja, aku agak mati gaya pas baca, bahkan berpikir untuk nunda untuk diterusin. Tapi kan sayang ya masa nggak dihajar langsung satu buku...

Bagian tiga tentu penyelesaian. Justru di bagian tiga, serunya cuma 15 halaman terakhir. Why?! Beneran baru cukup gereget di 15 halaman terakhir tersebut. Bahkan aliaZalea tampaknya terlalu terburu-buru menyelesaikan cerita. Jadinya nggak nampol. Padahal banyak "kartu" yang bisa diungkap pelan-pelan. Kalau semua kartu dibagi di akhir, rasanya kayak penyelesaian cerpen buatku pribadi...

Selain itu, agak bingung juga latar belakang Adam nggak terlalu menonjol. Justru lebih dominan latar belakang Ziva ketimbang Adam. Padahal kan ini seri Pentagon, bukan seri cewek-cewek yang dinikahi sama personel Pentagon. Yha agak dipertanyakan aja jadinya. Tokoh Adam dibilang misterius juga kayak tempelan. Penulis kayak sekadar tell dari buku-buku sebelumnya soal karakter si Adam ini.

Tapi tentu ada beberapa bagian yang aku suka. Misalnya karakterisasi tokoh, khusunya eyangnya Ziva. Duh, jadi pengin punya eyang kayak beliau! Wise, tapi nggak kolot. Juara banget pas diceritain di Bagian Satu novel ini. Selain itu, orangtua Ziva juga juara.

Terus level "hot" dari novel ini juga melempem. Di The Wanker, meski nggak ada adegan panas yang gimana-gimana, tetep terasa maknyus hot-nya. Sedangkan dalam novel ini... bagian Ziva-Adam make out sebelum putus juga... hambar.

Secara keseluruhan, novel ini tetap layak dinikmati. Meski gampang banget ditebak, semestinya bisa dikemas biar lebih gereget dan seru. Sayang banget begini doang setelah baca. Aku malah masih inget kekocakan Nico dan Lu. Dan rasanya kepanjangan di bagian ala-ala TeenLit (Bagian Satu) padahal kan bisa disisipin aja flash back-nya. Andai porsi yang ditambah adalah geregetnya.

Eh ada lagi! 

Kovernya, seperti biasa, gambarnya bagus. Jelas, karena Martin Dima yang bikin dari seri pertama. Tapi komposisinya kayak warna belalang, dan font-nya kok agak lebai ya... padahal buku pertama dan kedua komposisinya oke. Selain itu, dari bacaan, masih ada hal teknis yang bikin kesel. Buat typo sih masih aman.

Maaf ya, Adam dan Ziva. Kalian cuma bisa aku kasih 2.5 bintang! Dan The Wanker masih jadi jagoan seri Pentagon buatku pribadi.

Spoiler: novel ini 33% TeenLit!


Baca juga resensi seri Pentagon lainnya: 

Post a Comment

2 Comments

Dhamala said…
Setuju nih kalau bilang The Wanker masih juara. Emang gemes banget sih waktu baca The Wanker, pas baca ini kayak yang 'duh ini kok teenlit banget ya'
Dan rasa teenlit itu porsinya terlalu banyak. Moga eksekusi Pentagon selanjutnya bagus deh. Penasaran sama Pierre sih :))