[62] Bumi: Cerita Remaja Fantasi Lokal dengan Semesta Meyakinkan dari Tere Liye



Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.


Bumi, Tere Liye
Gramedia Pustaka Utama, 440 halaman
ISBN 13 9786020332956


* * *



Sebenarnya novel Bumi udah aku baca sebelumnya. Pertama, saat booming dengan kover warna biru mirip tangan. Dan aku udah suka banget sama ceritanya. Kedua, saat Matahari terbit dengan niatan biar langsung aja gitu bacanya, daripada nunggu-nunggu. Lalu yang ketiga adalah sekarang, yang mana bukunya ternyata bukan trilogi ataupun tetralogi, melainkan... YHA KALIAN TAHU JAWABANNYA.

Ada yang menarik dari Bumi.

Pertama, yang menulis adalah Tere Liye.

Kedua, genrenya FANTASI.

Hal kedua, sebenernya agak berisiko nggak sih? Karena aku kayaknya nggak pernah nemuin novel fantasi lokal yang world building-nya enak. (Atau sebenarnya ada, tapi yang aku baca nggak banyak karena aku memang nggak terlalu suka genre fantasi. Tapi ya kalo Seri Harry Potter adalah perkecualian ya! Atau macam dystopian. Ah, setop. Makin melantur.)

Dan aku pun akhirnya membeli Bumi (saat itu) lalu lekas membacanya. Meski sangsi dengan tema fantasi lokal, aku yakin Tere Liye bakalan lihai.

Dan...


Beneran dong. Aku suka banget ceritanya.

Novel ini mengisahkan gadis remaja bernama Raib yang bisa menghilang. Dia udah sadar kekuatannya itu sejak kecil. Bahkan sejak kecil dia sering menjaili mamanya dengan "bersembunyi" alias menghilang.

Suatu saat, Raib dihukum karena nggak bawa buku PR matematika. Di sana dia dihukum keluar dari kelas bareng Ali, pemuda yang penampilannya serampangan. Mereka berdua berada di balkon saat itu. Lalu... Ali kaget banget saat Raib kelepasan menggunakan kekuatannya itu. Ali kepo dan tanya terus soal Raib yang menghilang. Tentu aja Raib berdalih itu cuma khayalan Ali.

Kejadian aneh datang lagi. Kucing Raib hilang. Si Putih tetap ada, tapi si Hitam menghilang. Ternyata kucing hitam itu bukan kucing biasa. Dia adalah mata-mata dari Klan Bulan. Makin seru lagi saat kejadian di sekolah, saat sahabat Raib, Seli, malah bisa mengeluarkan petir.

Dan akhirnya mereka kejar-kejaran sama kelompoknya Tamus. Ah buset deh, seru banget ngikutin perjalanan Raib, Seli, dan Ali!

Apalagi Miss Keriting aka Miss Selena merupakan pengintai dari Klan Bulan yang menyamar bareng Klan Bumi. Wuwuwuwuw...

Dan ceritanya makin seru saat mereka masuk ke dunia paralel, yakni ke dunia Klan Bulan! Di sana mereka mesti melawan Tamus dan Pasukan Bayangan yang mengincar Raib. Memangnya ada apa dengan Raib?

Terus, perhatikan kover ini ya, karena memang nyambung beneran dengan isinya. 

HUAH. Baca novel ini buat aku yakin kalau ternyata masih ada harapan soal novel fantasi lokal, hahaha. 

Meski demikian, ada beberapa hal yang buatku bertanya-tanya. Saat nulis ini sih aku lagi baca Komet, dan belum terjawab pertanyaan itu. Semoga terjawab di Komet Minor.

Buat yang belum baca, aku saranin, mendingan bacanya langsung sekalian biar nggak geregetan hahaha. Novel yang entertaining banget buat dibaca nih! Empat bintang utuh buat novel ini.

Post a Comment

0 Comments