[46] Moon Over Bali by Agnes Jessica



Jesslyn pergi ke Bali bukan untuk berlibur. Ia kabur dari Daddy yang menyuruhnya memilih satu di antara dua hal: kuliah atau kawin. Jess mustahil memilih salah satunya. Ia memilih untuk mencari ibunya di Pulau Dewata saja. Tapi, perjalanannya di Bali tidaklah mulus. Jess tertipu dan kehilangan uang. Ia juga terpaksa tinggal di tempat kos sumpek bersama Komang yang hidup bersama seorang pria bule, mengantar turis mancanegara dengan Ayla mungilnya, dan belajar menari Bali untuk bertahan hidup. Puncaknya, Jess dihubungi oleh pemuda yang dijodohkan dengannya. Jess limbung. Akankah ia menuruti perjodohan yang diatur Daddy dengan putra rekan bisnisnya itu, atau akankah ia mengikuti kata hatinya yang telah dicuri Timmy yang ditemuinya di Bali? Itu tantangan yang harus dijawab Jess saat melompati tembok takdirnya.

Moon Over Bali, Agnes Jessica
Gramedia Pustaka Utama, 248 halaman
ISBN 9786020366593



* * *


Kisah dimulai saat Jess diminta daddy-nya untuk menikah. Tentu saja gadis itu nggak terima. Menurutnya, Daddy sangat pemaksa. Maka, dia kabur untuk mencari mommy-nya yang tinggal di Bali. Berbekal uang tabungan seadanya dan mobil Ayla kesayangan, Jess bertolak dari Jakarta menuju Bali. Sampai di Bali, Jess terkena musibah sampai uangnya ludes. Beruntung dia bertemu Komang, wanita Bali baik hati yang membuatnya tetap bertahan meski sudah tak punya uang.

Lalu, ternyata Thomas, pria yang hendak dijodohkan dengannya, malah menghubunginya untuk bertemu. Sayangnya, Jess malah bertemu dengan Timmy karena ternyata Thomas sudah bertolak dari Bali karena ada rapat penting. Timmy sendiri adalah adik Thomas. Pemuda itu memberikan kejutan serta "ujian" untuk Jess.

Mungkin seperti itu jalinan kisah dari Moon Over Bali karangan Agnes Jessic. Eits, mungkin banyak di sini yang sangat familier dengan nama pengarang beken ini. Ali sendiri masih ingat saat SMP, karya-karya novelis ini banyak bertebaran di toko buku. Saat itu, aku yang masih remaja tentu lebih suka novel remaja dan malah nggak membaca karya-karya Agnes Jessica yang kebanyakan adalah novel dewasa. Meski demikian, aku pernah membaca karyanya berjudul Tunangan? Hmm... yang sangat remaja dan Three Days Cinderella yang bagiku saat itu sangat bisa dijadikan sinetron kejar tayang yang bakal laku digandrungi. Omong-omong, sedikit "adegan" di novel Three Days Cinderella saja sudah bikin aku tersipu-sipu saat itu.

Kembali ke novel Moon Over Bali, tampaknya Agnes Jessica masih memiliki keistimewaannya dalam merajut jalinan cerita. Gaya bercerita yang cukup lincah, narasi-narasi yang hidup, serta deskripsi yang pas membuatku betah membaca lembar demi lembar novel ini. Bisa dibilang, page turner!

Secara alur, novel ini sangat berpotensi untuk dijadikan naskah skenario FTV atau layar lebar. Maklum, Agnes Jessica memang sering menulis untuk skenario. Banyak penyelesaian-penyelesaian konflik yang sangat "filmis" bagiku. Seperti penyelesaian cerita Komang dan anaknya, Sriwedari. Atau seperti topeng yang digunakan Thomas dan Timmy, saat Jess akhirnya kesampaian bertemu mommy-nya, bahkan ketika Jess menyelesaikan konflik batinnya dengan anggota keluarganya (Daddy, ibu tiri, dan adik tirinya).

Deskripsi tempat dan "napas Bali" juga sangat kental. Jess sebagai tokoh utama yang merupkan orang asing di Bali bisa memberikan gambaran akan masyarakat Bali dan suasana Bali ke dalam novel ini.

Sayangnya, di perkembangan zaman seperti sekarang, entah kenapa bagiku Jess terkesan kuno dan out of date. Dia anak orang kaya, pergaulan luas, berani mengendarai Ayla mungilnya ke Bali, tapi beberapa tindak-tanduknya membuatku mengernyit bingung. Untuk yang satu ini, memang murni pertanyaanku pribadi.

By the way, aku no comment ya soal editing dan proofreading-nya.

Anehnya, membaca Moon Over Bali mengingatkan aku akan novel-novel lawas. In a good way. Jadi, aku sarankan kalian membaca karya terbaru Agnes Jessica ini.

Post a Comment

0 Comments