[55] Berusaha #BERHENTIDIKAMU


Tuhan, semoga Engkau setuju bahwa saya sudah cukup usia untuk mengemban tanggung jawab lebih. Bukan hanya tanggung jawab kepada diri saya saja, tapi juga kepada seseorang yang Engkau percayai kepada saya hatinya... entah siapa dia. Berikan petunjuk kepada siapa hati ini harus menjaga.... Saya siap menjaganya... dia yang entah ada di mana saat ini, yang akan kau titipkan untuk menjadi istri saya....

Aku sempat menjadi manusia yang kecewa dengan takdir.
Tentang sesuatu yang kuinginkan, tentang dia yang selama ini memenuhi relung hati.
Kepergiannya menghancurkan semua harapan.

Tapi, dunia berputar dengan cepat saat aku sadar,
jika menerima takdir ini adalah hal yang paling benar.
Dan saat itu pula aku menemukan ketenangan jiwa,
poros yang sebenarnya Tuhan telah gariskan untukku.
Rasa sakit yang harus kudapatkan, menempa hati menjadi pemilik hak cintanya.

Dan saat itu juga aku dipertemukan dengan belahan jiwa yang sesungguhnya. 


#BERHENTIDIKAMU, Gia Pratama
Penerbit Mizan, 284 halaman
ISBN13 9786024181833

* * *


Salah satu sosok yang ku-follow di Instagram, buat gue penasaran saat Dr. Gia menerbitkan buku. Dari twitnya sih bilang buku ini merupakan kumpulan hasil thread yang dia susun di Twitter, tapi lebih detail. Sayangnya, aku belum follow beliau saat buat thread tersebut. Makanya dibeli. 

Tapi resensi ini aku pake poin aja deh ya biar gampang. Tapi aku nggak mau pisah ke kelebihan atau kekurangan, hahaha.

Yak sip.

Resensi #BerhentidiKamu:
  1. Aku sebel banget sama tata letaknya. Kayak sengaja gitu spacing-nya longgar. Padahal buku ini bisa jadi sekitar 220-an halaman. Malah gengges sih jadinya. Tapi ini selera masing-masing yha.
  2. Awal cerita udah kayak panduan umrah. Deskripsinya berlebihan. Aku kan pengin baca nuansa "melankolis" kenapa akhirnya Pak Dokter ini bisa #berhentidikamu gitu. Eeeh, awal cerita kayak ngerinci soal tetek bengek umrah. Oke sih kalau memang mau gaet pangsa tertentu. Tapi... yha. Aku bisa baca itu di buku panduan umrah kali, ya? Terlalu mendikte.
  3. Pacing-nya nggak asyik. Terlalu panjang porsi sama orang yang nggak jadi jodoh. Padahal judulnya kan #BerhentidiKamu, kenapa fokus sama yang lain? Atau di thread sama persis? Terus, bedanya apa? Cuma di-copy paste aja gitu dijadiin buku? (Poin ini nanti aku kroscek deh, lihat tautan thread-nya.)
  4. Kalo ngeliat tipenya, mau nggak mau aku ngebandingin sama buku 99 Cahaya di Langit Eropa . Meski buku itu (atau buku lanjutannya ya?) menuai ini-itu soal film, aku bilang standarnya tinggi. Baca buku ini rasanya jadi jomplang.
  5. Enak banget ya dari kecil udah keliling dunia, huhu. Ini poin karena iri. Soalnya aku nggak pernah sekali pun naik pesawat sampai lulus SMA. Bahkan ke Bali pun nggak pernah hiks. Huh, malah curhat.
  6. Sosok Gia ini kenapa ngingetin sama temen SMA-ku yang player ya? Bukan masalah playboy sih secara Gia nggak playboy, tapi eles-eles waktu kasih surat ke pasangan itu lho. Ha-ha-ha. Dan temenku sekarang juga jadi dokter, haha.
  7. Terlepas dari itu semua, aku suka sosok dokter ini di Twitter karena selalu kasih positive vibes gitu. Terus ya, kadang juga nambah ilmu.
  8. Yhaaaa... tapi sayang banget deh bukunya kayak begini doang.
  9. Eh tapi jangan sedih. Banyak yang suka kok bukunya.
  10. Dan mau dibuat film. Agak penasaran sih... apakah isinya bakal nyaris 3/4 nyeritain si bukan jodoh? Kayaknya sih nggak ya. Ehe.
Sekian resensi poin nan singkat ini. Kalo ada yang nggak nyambung, mohon maaf sebesar-besarnya.



Post a Comment

0 Comments