[15] In a Blue Moon by Ilana Tan




“Apakah kau masih membenciku?”

“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.

In A Blue Moon, Ilana Tan
Gramedia Pustaka Utama, 320 halaman


***


Membaca novel kelima Ilana Tan—dan aku sudah membaca empat sebelumnya, aku cukup penasaran. Apalagi dengan booming-nya promosi apron cantik dan titel mega best seller. Kali ini apa yang ingin dikisahkan oleh Ilana Tan? Cerita sedih seperti Sunshine Becomes You, novel Metropop sebelumnya? Tapi ternyata nggak. Novel ini akan membuat pembaca tersenyum, giggling, geleng-geleng. Terkesan sakit jiwa? Ah, nggak juga. Karena sebenarnya hal itu disebabkan tingkah karakter utamanya yang mau-tapi-malu, juga love-hate relationship antara dua tokoh utamanya.

Novel ini bercerita tentang Sophie Wilson yang pandai membuat kue, yang punya masa lalu buruk dengan Lucas Ford. Sialnya, kakek mereka setuju untuk menjodohkan mereka.

Tentu saja Sophie tidak terima. Sampai mati, ia tidak akan pernah menyukai Lucas Ford. Sejak awal melihat Lucas Ford, ingin sekali Sophie berteriak bahwa laki-laki itu layak dibenci—terlebih dengan pengalamannya waktu sekolah dulu. Yang buat Sophie Wilson makin membenci Lucas Ford adalah setiap orang nggak melihat cacat dari pria itu, justru menurut mereka, Lucas Ford layak dicintai.

Dan Lucas Ford nggak tinggal diam. Dia selalu melakukan aksi pendekatan kepada Sophie Wilson, meski sahabatnya yang menyukainya, Miranda, selalu menempel di sisinya.

Dan jika ditanya apakah ada ending sedih, saya akan menjawab nggak.

Cerita ini manis…

Rasanya aku nggak perlu menjabarkan isi novel ini lebih jauh, karena jatuhnya spoiler. Dan yang membuat aku suka novel ini adalah cara eksekusi Ilana Tan meramu sesuatu yang manis tanpa membuatmu diabetes. Kalian membacanya tahu aksi manis Lucas Ford atau menyeringai geli membayangkan kelakuan Sophie Wilson yang malu-tapi-mau. Ilana Tan menyajikannya secara showing, bukannya telling.

Adegan favorit saya adalah saat Sophie Wilson dan Lucas Ford bercakap melalui seluler di mana pria itu mengatakan bahwa secara fisik Sophie nggak menarik. Sophie tentu jengkel, tapi perempuan itu langsung bungkam setelah Lucas Ford bilang, “Kau memang nggak sempurna, tapi kau sempurna untukku.”

Oh iya, ada lagi. Saat Sophie Wilson mengecek apakah kue buatannya apakah sampai di tangan Lucas Ford atau nggak. Menurutku, itu lucu. Sophie galak dan selalu bilang dia membenci pria itu. Tapi dari aksinya, astaga, lucu sekali membayangkannya…

Poin utamanya lagi, rasanya aku punya karakter di mana secara fisik menurut bayangan saya sendiri. Karena apa? Karena Ilana Tan ngak mendikte karakter yang dibuatnya pada pembaca—saya terutama. Entahlah, tapi rasanya aku terlalu banyak membaca novel yang selalu mendeskripsikan tokoh-tokohnya secara gamblang di naskah mereka. Untuk poin ini, Ilana Tan juara dengan memasukkan minimnya informasi fisik pengarang, tapi entah bagaimana caranya, membuatku punya tokoh tersendiri di benak dengan detail yang saya simpan di otak.

Typo? Saya tidak terlalu memperhatikannya karena terlalu asyik dengan cerita In A Blue Moon. Tapi yang saya ingat, ada kalimat yang nggak selesai… entah di halaman 85 atau 89, ya. Thank God, saya jadi salah satu pembaca pertama yang menikmati novel ini. Kukira, novel ini memang layak untuk dikoleksi.

Dan aku begitu menanti-nantikan novel Ilana Tan ber-setting Indonesia.

4/5 bintang!


Post a Comment

12 Comments

Layak dibeli dan dibaca :D
Unknown said…
ok, masukan bgus....untuk koleksi perpus.....
Silakan dikoleksi ;)
Unknown said…
penasaran banget jadinya karena udah baca sinopsis novel ini :)
Beli dan baca... biar nggak penasaran :D
Unknown said…
Ada file pdf nya nggak ?
Laela kamila said…
Must have!!! Makasih atas ulasan novelnya....
Ega said…
Pdf nya ada nggak?
Ada, beli aja di toko buku online resmi yang menyediakan e-book... :))
Semoga sekarang sudah baca novelnya ya :D
Ada, beli aja di toko buku online resmi yang menyediakan e-book... :))